Monday, 14 February 2022

Edukasi Tentang Gizi Melalui Dongeng

 



Dunia anak adalah dunia yang menyenangkan. Dunia yang penuh keceriaan, tidak hanya bagi anak-anak bahkan untuk kita orang dewasa yang ikut berkecimpung di dalamnya. Masa kanak-kanak adalah masa yang tidak bisa diulang kembali. Kita harus mengisinya dengan cerita yang indah sehingga bisa berkesan hingga mereka dewasa kelak.

 

Anak adalah peniru ulung orang-orang di sekitarnya. Cara mengedukasi anak dengan mudah dan dapat dimengerti lebih cepat bisa melalui dongeng. Dongeng memiliki kekuatan besar untuk mengajarkan banyak hal kepada anak, baik tentang nutrisi, pola hidup sehat dan perkembangan kemampuan kognitif anak, untuk mendukung tumbuh kembang dan masa depan yang optimal.

 



Saya senang sekali bisa turut hadir di kegiatan Kopdar yang diadakan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia (YAICI) Indonesia bekerjasama dengan Kampung Dongeng Indonesia (KADO) dengan tema “Kami Sadar Gizi, Siap Bersaing di Era Globalisasi.” Dengan menghadirkan para narasumber antara lain  Arif Hidayat (Ketua Umum Yaici), Maman Suherman (Pegiat literasi),dr. Meita Rakhmawati (Dokter) dan Ka Awam Prakoso (Kampung Dongeng Indonesia)

 

 

Pentingnya Edukasi Literasi Gizi Pada Masyarakat


Masih rendahnya literasi gizi di tengah masyarakat membuat masih banyak anak indonesia yang mengalami gizi buruk, hal ini menjadi salah satu permasalahan yang membutuhkan perhatian serius. Menurut data Kemenkes RI 2019, setidaknya 27.67 % dari seluruh balita di Indonesia masih berstatus kekurangan gizi. Bahkan, berdasarkan laporan gizi global, Indonesia salah satu dari 17 negara yang memiliki 3 permasalahan gizi sekaligus yaitu stunting, wasting, dan juga obesitas.

 

Ditengah masyarakat sekitar, terkadang saya masih suka melihat seorang ibu membiarkan anaknya yang masih balita mengkonsumsi mie instan, atau diberikan makan dengan bakso abang-abang yang banyak menggunakan penyedap. Dengan dalih lebih praktis karena sang ibu gak perlu masak yang ribet, atau dengan alasan yang penting anaknya mau makan. Tanpa memikirkan resiko ke depannya karena kandungan makanan yang tinggi GGL (gula garam lemak).


Batas konsumsi GGL (Garam Gula Lemak) yang masih aman dalam per-hari yaitu:

  • Gula sekitar 4 sdm = 54 gram
  • Garam sekitar 1 sdt = 2000 miligram natrium
  • Lemak atau minyak sekitar 5 sdm = 72 gram.





dr. Meita Rakhmawati mengatakan, pentingnya mengedukasi remaja putri sejak dini sebagai bakal calon ibu nantinya, agar lebih sadar gizi sehingga nantinya terlahir generasi yang lebih sehat. Penting juga memberikan pengetahuan tentang 1000 HPK sejak awal kehamilan hingga masa golden age. Dengan pemahaman gizi yang baik sehingga bisa menghindarkan generasi mendatang terhindar dari stunting.

 

 

Pentingnya Edukasi Tentang SKM

 

Masih banyaknya masyarakat kita yang masih salah kaprah dengan manfaat SKM (Susu Kental Manis), masih banyak yang menganggap kalau SKM itu susu. Padahal kenyataannya SKM atau yang kini di kenal sebagai Kental Manis itu bukan susu karena tinggi kandungan gulanya yang mencapai hingga 50%, bila dikonsumsi secara berlebihan pada anak bisa menimbulkan banyak masalah seperti gigi anak gampang rusak (reges), dan nantinya bisa juga menimbulkan juga berbagai penyakit seperti diabetes, jantung, hipertensi hingga obesitas. Sehingga Kental Manis lebih cocok dijadikan sebagai topping pada makanan atau minuman saja.

 



Kental Manis itu dibuat dari sedikit campuran susu dan kandungan gula tinggi. Moms bisa loh mengetesnya dengan cara direbus, nanti hasilnya akan menjadi karamel seperti gula. Jadi Kental Manis itu bukan susu pertumbuhan ya moms.


Kang Maman Suherman selaku Pegiat literasi mengatakan, kebiasaan menggunakan Kental Manis sebagai susu karena dipicu juga sama kebiasaan masyarakat kita yang suka malas membaca, sehingga informasi kandungan nilai gizi pada setiap produk terabaikan. 



Ini juga kadang masih jadi kebiasaan saya, dikarenakan terkadang ya tulisan mengenai info kandungan nilai gizi suatu produk tulisannya terlalu kecil buat saya, terkadang  saya suka sedikit abai untuk membaca informasinya (jangan di tiru) 🙏😀

 



Kolaborasi YAICI dan Kampung Dongeng

 

Arif Hidayat selaku Ketua Umum Yaici mengatakan, kabar adanya anak di Sulawesi meninggal karena kelebihan konsumsi Kental Manis menjadi dasar pemicu YAICI (Yayasan Abipraya Insan Cendekia Indonesia) berkeinginan untuk mengedukasi masyarakat tentang Kental Manis yang bukan susu.

 

Dengan menggandeng kader para ibu dan juga para millenial sebagai generasi muda yang nantinya cikal bakal sebagai orang tua, diharapkan pesan tentang Kental Manis ini bisa tersampaikan ke masyarakat luas.

 


Kolaborasi YAICI dan Kampung Dongeng dalam menyampaikan informasi melalui dongeng tentang pentingnya pengetahuan gizi seimbang untuk generasi mendatang, semoga membawa dampak yang lebih baik dan menambah pengetahuan masyarakat tentang manfaat Kental Manis dan manfaat gizi lainnya.


No comments:

Post a Comment

Mohon jangan berkomentar SPAM, terimakasih.