Belanja
pakaian merupakan kegiatan yang paling menyenangkan bagi hampir semua orang. Iyess
buat saya shopping pakaian ke pusat perbelanjaan bisa menghilangkan bad
mood, tapi setelah mengetahui betapa banyaknya limbah dari industry mode yang
merusak lingkungan, membuat saya
berpikir panjang ketika ingin membeli pakaian baru.
Perempuan
memang identik dengan yang namanya fashion, khususnya pakaian. Buat seorang
perempuan tampil cantik dengan beragam koleksi pakaian untuk dipakai ke berbagai
aktifitas dan acara membuat koleksi pakaian seolah gak pernah cukup. Selalu aja
kurus alias kurang terus mengutip
kata dari Indy Barends yang saya temui di acara talkshow Bersama So Klin.
Para narasumber (foto:dokpri) |
Jumat
(16/08/2019) saya berkesempatan hadir pada acara talkshow yang diadakan So Klin
yang bekerjasama dengan sekolah mode ESMOD Jakarta dan komunitas sosial Sadari
Sedari. Talkshow bertema "Be
Sustainable, Be Fashionable" dalam rangkaian kegiatan Jakarta Fashion
& Food Festival (JFFF) 2019 yang berlokasi di The Forum Mall Kelapa Gading
3 – Jakarta Utara.
Joanna Elizabeth Samuel (foto:dokpri) |
Joanna
Elizabeth Samuel selaku Marketing Manager Fabric Care PT Sayap Mas Utama (Wings
Group) mengatakan limbah yang dihasilkan dari industry mode sudah sangat
mengkhawatirkan dan sudah saatnya kini mengembangkan kreativitas dengan
melakukan ragam busana berkelanjutan.
Limbah industri mode
menempati urutan no.2 terbesar, dimana:
- Dalam satu potong pakaian setidaknya ada 15% kain perca yang tidak terpakai dan terbuang saat pemotongan.
- Air dari pembuatan, pewarnaan pakaian sama jumlah serat sintetis setiap tahunnya ada sekitar setengah ton yang dibuang ke laut. Dan itu sangat menganggu ekosistem yang ada di laut.
Menurut
data dari Ellen MacArthur Foundation, badan yang fokus mempelajari polusi
industri mode, limbah bisnis busana di dunia dapat mencapai US$500 miliar per
tahun. Hal ini kemudian memunculkan beberapa usulan kebijakan ramah lingkungan,
salah satunya dengan mengolah kembali kain perca menjadi komponen yang
bermanfaat.
So Klin White & Bright (foto:dokpri) |
Untuk
mendukung sustainable fashion So Klin sebagai deterjen terkemuka andalan Wings mengeluarkan
produk baru yaitu So Klin White & Bright dengan kandungan Optical Brightener
yang mampu mencuci bersih pakaian dan juga bisa menjaga warna baju tetap
cemerlang dan juga mampu membuat serat pakaian gak cepat rusak dan gak mudah
belel sehingga pakaian bisa dipakai lebih lama. Yang pastinya bisa menghemat
pengeluaran untuk membeli pakaian baru dan juga mengurangi limbah pakaian.
So
Klin White & Bright mempunyai 2 teknologi unggulan yaitu Power Clean
Action, yang mampu membersihkan hingga ke serat pakaian terdalam, dan Optical
Brightener yang mampu menjaga warna tetap cemerlang.
Saat
ini sustainable fashion merupakan bagian dari gaya hidup, dimana sudah banyak
para desainer yang mulai menggunakan bahan ramah lingkungan, teknik pewarnaan
alami, dan yang tidak kalah penting yaitu menempatkan label tata cara perawatan
kain.
Patrice Desilles (foto:dokpri) |
Patrice
Desilles selaku Academic Program Head ESMOD Jakarta, menjelaskan bahwa saat ini
lebih memilih untuk menggunakan serat kain tencel yang berasal dari kayu,
sehingga ketika pakaian tersebut sudah tidak dipakai lagi, dapat dengan mudah
terurai ke alam.
Metode ini juga kami terapkan kepada para siswa melalui kurikulum di sekolah.
Metode ini juga kami terapkan kepada para siswa melalui kurikulum di sekolah.
Agar
kita bisa tetap tampil gaya tapi tidak konsumtif kita harus mengetahui
bagaimana cara melakukan perawatan pakaian yang baik. Menurut Patrice trend saat
ini adalah menggunakan warna-warna terang.
Atasan dari celana jeans bekas (foto:dokpri) |
Patrice menampilkan
beberapa karya anak didiknya yang merupakan contoh sustainable fashion. Ada
yang memanfaatkannya celana jeans bekas jadi jaket yang trendi, cocktail dress
yang dibuat dari 34 jaket jeans bekas, dan juga ada pakaian yang dibuat dari
bahan kertas.
Bawahan dari celana pendek bekas (foto:dokpri) |
Dress dari 34 jaket jeans bekas (foto:dokpri) |
Baju berbahan kertas (foto:dokpri) |
Idenya
brilian banget ya, dengan kreativitas yang tinggi siapa yang bisa menyangka
pakaian dari pakaian bekas bisa tampil chic dan elegan.
Membahas
tentang kreativitas memang tidak ada habisnya. Saya juga sempat mengikuti
workshop memodifikasi pakaian bekas menjadi baru. Saat cukup menempelkan atau
menjahit aksesoris berupa bunga yang terbuat dari renda yang dijahit dengan
benang. Alhamdulillah baju yang saya buat sudah tampil beda dan lebih modis.
Workshop memodifikasi pakaian bekas menjadi baru (foto:dokpri) |
Modifikasi pakaian bekas menjadi baru (foto:dokpri) |
Selain
itu, ESMOD Jakarta juga mengajarkan beberapa tips untuk melakukan mix and match
pakaian agar kita tetap dapat tampil modis tanpa selalu membeli baju baru.
Rangkaian kemasan produk So Klin White & Bright (foto:dokpri) |
Tips
merawat pakaian yang benar adalah:
- Baca label pada pakaian, disetiap pakaian pasti sudah tertera label pakaian, kita tinggal mengikuti saja instruksi petunjuk untuk perawatan yang ada disetiap pakaian. Misalnya petunjuk bagaimana mensetrika pakaian agar pakaian bisa bertahan lama.
- Pilih detergen yang tepat. Untuk pakaian berbahan lembut sebaiknya pilih detergen cair, sedangkan untuk pakaian sehari-hari bisa menggunakan detergen bubuk.
- Cara melipat dan menyimpan pakaian juga bisa berpengaruh pada pakaian. Karena tidak semua pakaian boleh dilipat karena bisa meninggalkan bekas, agar awet harus digantung.
Komunitas Sosial, Sadari Sedari
Terkadang
melihat lemari yang mulai sesak dengan berbagai koleksi pakaian tapi masih
bingung untuk mendonasikannya. Bila pakaian masih layak pakai sebaiknya
donasikan saja ke Komunitas Sadari Sedari yang nantinya akan didonasikan untuk
biaya pendidikan anak.
foto:dokpri |
Daendra
Tjokomono selaku HR Sadari Sedari mengatakan sebelum kita menyumbangkan pakaian
bekas kita dipastikan lebih dulu bahwa pakaian bekas yang akan kita donasikan
tersebut dalam keadaan masih baik yang artinya tidak robek, tidak bolong,
maupun lusuh.
Untuk
mendukung keberhasilan sustainable fashion kita bisa memulai dari diri kita
sendiri dengan memulai dari hal kecil seperti memisahkan sampah, pilih yang
masih bisa dimanfaatkan untuk orang lain.
Tidak hanya peduli dengan diri
sendiri tapi juga untuk menjaga lingkungan dan juga dunia.
PT.
Sayap Mas Utama (Wings Group)
Jl.
Tipar Cakung, Kav F5-7,
Cakung
Barat, Jakarta Timur 13910
Ph:
021. 4602696/86
M:
0817.9814.547
Instagram:
@soklindetergent
Ah ini sabun cuci favorit, karena gak bikin panas di tangan, soal mendayagunakan pakaian bekas, aku sdh coba misalnya rok tutu Nayla yg kekecilan dibikin tas selempang buat goodybag pas dia ultah, atau rok batik yg sudah kependekan dibikin tas tote, tinggal bawa ke tukang jahit 😊
ReplyDeleteAihh kreatif banget mba Hanny..jd lebih menghemat sampah pakaian dan jg hemat budget belanja ya mba :)
DeleteAh ini sabun cuci favorit, karena gak bikin panas di tangan, soal mendayagunakan pakaian bekas, aku sdh coba misalnya rok tutu Nayla yg kekecilan dibikin tas selempang buat goodybag pas dia ultah, atau rok batik yg sudah kependekan dibikin tas tote, tinggal bawa ke tukang jahit 😊
ReplyDeleteSaya mulai konsumtif lagi beli baju sejak berat badan turun. Tapi, setelah baca ini, jadi mikir-mikir juga. Gak mau lah ya ikut menyumbang polusi. Kadang-kadang saya juga suka sih otak-atik baju lama :)
ReplyDeletePabriknya dekat sama rumahku. Aku jarang beli baju mbak ri, kecuali dalam keadaan mendesak. Mari kurangi polusi yak
ReplyDeleteAku penasaran sama baju putih berbahan kertas itu deh, bagus, tapi nanti nyucinya gimana ya? Apa pakai soklin cair?
ReplyDeleteAku pakai soklin juga Mbak. Wanginya awet banget! Btw aku tertarik dengan komunitas sadari sedari, ada IG-nya?
ReplyDelete