Dampak kemarau panjang tahun ini terasa
sekali, dimana saat siang hari panasnya sangat menyengat, dan debu jalanan
sangat menganggu perjalanan. Saya sebagai pengguna transportasi online
kendaraan bermotor sangat merasakan dampaknya, solusinya setiap bepergian saya
selalu menggunakan masker sebagai pelindung dari polusi.
92% wilayah Indonesia terkena dampak dari
kemarau, dimana puncak Puncak kemarau terjadi di sekitar bulan Agustus hingga
September.
Hampir setiap hari selalu ada berita tentang wilayah yang terkena dampak kekeringan air, seperti tadi pagi saya melihat berita di televisi bahwa di wilayah Sumedang, masyarakatnya sampai menggunakan air kubangan untuk memenuhi
kebutuhan air.
Sangat miris sekali karena air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga tapi juga untuk ternak dan tani.
Sangat miris sekali karena air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga tapi juga untuk ternak dan tani.
Para narasumber (foto:dokpri) |
Di sekitar perumahan daerah tempat tinggal
saya juga debit airnya sudah mulai berkurang. Beberapa warga sekitar sudah ada
yang mulai melakukan pengeboran ulang untuk mendapatkan air. Alhamdulillah
dirumah saya pompa airnya masih lancar mungkin karena menggunakan 2 mesin
diatas dan dibawah. Tapi tetap terasa debit airnya berkurang karena saat
mengisi tanki air diatas lebih panjang waktunya dibanding sebelum musim kemarau
panjang seperti saat ini.
Alhamdulilah juga dalam beberapa hari ini di wilayah tempat tinggal saya sudah beberapa kali turun hujan walaupun dengan intensitas rendah tapi bisa membuat pepohonan di taman rumah dan di sekitaran bisa lebih segar, dan juga bisa mengurangi debu di jalanan.
Air merupakan kebutuhan manusia yang paling
pokok karena air sebagai sumber kehidupan. Di dalam tubuh manusia hamper 60 –
70% mengandung cairan yang berfungsi untuk membantu kinerja organ didalam tubuh
kita. Jadi saya tidak bisa membayangkan bagaimana kalau kita hidup tanpa air.
Dr. Ir. Dodo Gunawan, DEA - BMKG (foto:dokpri) |
Kamis (29/08/2019) Pada acara Konferensi Pers
tentang Penanggulan Bencana Kekeringan dengan tema “Indonesia Siaga Bencana” Kepala
Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Dr. Ir. Dodo Gunawan, DEA menyampaikan
informasi tentang kondisi musim kemarau di tahun 2019. Dimana kemarau yang
terjadi di Indonesia merupakan dampak dari peristiwa El-Nino.
Mengatasi
Kekeringan
Pemerintah memprediksi musim kemarau tahun ini
akan mengakibatkan 48.491.666 jiwa terancam kekeringan di 28 provinsi, karena kemarau
tahun ini lebih kering dibandingkan dari tahun 2018 lalu. Cuaca kering di
beberapa wilayah berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan.
Untuk mengatasi hal tersebut melalui Rumah
Zakat Action selama periode Mei – Agustus 2019, Rumah Zakat telah
mendistribusikan sebanyak 451.000 liter air bersih di 17 titik kekeringan di 7
provinsi di Indonesia. Jumlah tersebut akan terus meningkat pada puncak kemarau
yaitu di sekitar bulan Agustus hingga September. Untuk pekan ini Rumah Zakat
akan mengirim bantuan air bersih di 30 titik kekeringan di 11 provinsi.
Murni Alit Baginda selaku CMO Rumah Zakat (foto:dokpri) |
Murni Alit Baginda selaku Chief Program
Officer Rumah Zakat, mengatakan bahwa setiap tahun semakin berat tingkat
kekeringan di Indonesia. 98% wilayah Indonesia mengalami musim kemarau yang
berat. Pemberian air bersih merupakan salah satu respon jangka pendek untuk
mengurangi dampak kekurangan air bersih di masyarakat
Rumah Zakat Merespon aksi kekeringan melalui program Rumah Zakat antara lain:
- Memberikan penyaluran air bersih dengan membangun Pipanisasi yaitu dengan membuat pipa-pipa untuk penampungan air terdekat (dropping air), agar warga masyarakat bisa lebih mudah mendapatkan air tanpa terlalu jauh khususnya untuk para wanita atau lansia. Pipanisasi sudah dilakukan di Desa Berdaya Cisolok dan Tasikmalaya.
- Membangun Sumur Bor hingga di kedalaman 400 M2 untuk mendapatkan air bersih. Contoh pembuatan sumur bor sudah dilakukan di Desa Angsana, Kecamatan Angsana, Pandeglang, Banten. Dan akan menyusul untuk wilayah Cianjur dan Sukabumi.
- Menyediakan Tangki Air atau Penampungan Air Hujan (PAH), baik dalam skala kecil seperti untuk kebutuhan rumah tangga dan juga skala lebih besar seperti untuk mengairi pertanian maupun untuk ternak. Penyediaan Tangka Air atau Penampungan Air Hujan (PAH) ini sudah dilakukan di Kp. Pasir Peuti, Desa Sukamulya, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur.
Penampungan Air Hujan (PAH) (foto:dok.Rumah Zakat) |
Manfaat
Penampungan Air Hujan (PAH), antara lain:
- Solusi efektif dan sederhana untuk menghadapi krisis air bersih.
- Menampung air hujan yang turun sehingga air yang terkumpul ditampung dalam satu wadah. Air yang sudah ditampung ini dikelola sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk keperluan mandi, cuci baju, atau air baku minum oleh kebanyakan masyarakat pedesaan.
- Wadah penampungan biasanya terletak tidak jauh dari rumah karena air hujan yang ditampung sebenarnya merupakan air yang dikumpulkan dari genteng rumah.
- Penampungan Air mempermudah pengambilan Air bersih dan mengefesienkan waktu pengambilan.
Solusi
Rumah Zakat dalam penanganan kekeringan, antara lain:
- Memetakan daerah kekurangan air (kebutuhan dan penanganan)
- Menyediakan sarana dan prasarana (tangki, pipa, pompa)
- Pembuatan sumur bor
- Kampanye menghemat penggunaan air.
Foto:dok.Rumah Zakat |
Kampanye hemat air merupakan antisipasi kita akan kekurangan air di beberapa waktu ke depan yang mungkin kita tidak mengetahui kapan waktunya.
Menghemat air juga merupakan bagian dari kepedulian kita akan kebutuhan air masyarakat disekitar kita. Dimana waduk-waduk penyimpanan air di sekitaran perumahan, debit airnya sudah mulai berkurang.
Kampanye menghemat air ini sudah digaungkan oleh Rumah Zakat baik melalui media sosial, bekerjasama juga dengan Dinas PUPR, Dinas Kesehatan, PDAM, dan pihak terkait lainnya.
Desa Tangguh Bencana (Destana)
Desa Tangguh Bencana merupakan desa yang
memilki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana
serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan.
Diprediksi bencana selama tahun 2019 lebih
dari 2500 kejadian bencana di seluruh wilayah Indonesia, untuk itulah Rumah
Zakat membentuk Desa Tangguh Bencana.
Mengantisipasi bencana yang sering terjadi di
wilayah Indonesia, Rumah Zakat telah membentuk 28 Desa Tangguh Bencana di 22
kota.
Pembentukan Desa Tangguh Bencana itu dimaksudkan agar masyarakat desa
yang rawan bencana memiliki kemampuan mandiri untuk mengantisipasi dini bila
terjadi bencana di wilayahnya, baik sebelum, ketika terjadi bencana, maupun
sesudah terjadi bencana.
Foto:dok.Rumah Zakat |
Program yang dilakukan untuk membentuk
masyarakat yang tangguh antara lain melalui penyuluhan kebencanaan, simulai
siaga bencana, pembuatan jalur evakuasi, membuat media edukasi bencana, dan
merekrut pemuda tangguh bencana.
Dengan terbentuknya Desa Tangguh Bencana
diharapkan warga desa terutama yang berada di daerah rawan bencana bisa lebih
siap melakukan pencegahan maupun siaga saat bencana terjadi, sehingga
meminimalisasi dampak kerugian yang terjadi.
Selain melatih warga desa untuk tangguh
bencana, Rumah Zakat juga menyediakan Superqurban sebagai makanan yang mudah
disalurkan saat bencana. Selama bulan Januari hingga Juni sebanyak 10.558 paket
Superqurban telah tersebar ke wilayah
pelosok maupun bencana di Indonesia.
Rumah Zakat siap membuka peluang untuk berkolaborasi
dengan berbagai pihak untuk menanggulangi bencana di Indonesia, baik bencana
kekeringan yang tengah melanda saat ini maupun melalui aksi mitigasi dan respon
atas bencana yang terjadi.
RUMAH ZAKAT
Head
Office:
Jl.
Batu Kencana No. 6, Batu Nunggal , Kota
Bandung, Jawa Barat
Website:
www.rumahzakat.org
Instagram:
@rumahzakat
Wah, sekarang bisa donasi untuk air bersih ya mbak. Manfaat air emang banyak, selain untuk aktivitas mencuci bisa buat sumber mata air juga ya.
ReplyDeleteDi rumah juga mulai kering nih tanah, mbak. Juga, tetangga ada yang dalamin pipa karena air enggak keluar lagi. Semoga kekeringan segera berakhir yaa
ReplyDeleteSalut buat Rumah Zakat yang berkontribusi mengatasi kekeringan ini
Dengan siap membuka peluang untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menanggulangi bencana di Indonesia, baik bencana kekeringan yang tengah melanda saat ini maupun melalui aksi mitigasi dan respon atas bencana yang terjadi.
Semoga dengan kerjasama banyak pihak bencana kekeringan bisa diatasi
Air itu penting . duh kita aja kalau pam mati susah banget walaupun kita cuma sehari mengalami nya.
ReplyDeleteApalagi orang yabg di desa terpencil. Kekeringan merusak ekonomi keluarga jadi tergoncang dan kesehatan menurun.
Bagus juga program runah zakat ini ya mbak, karena memang sekarang hujan sangat jarang, dan kemarau lumayan lama nih. Di rumahku aja air torn lama banget pompa air ngisinya 1000L bisa 2 sampai 3 jam, biasanya gak ada 1jam. Ya kali memang debit air sumur artesisnya di dalam tanah udah makin sedikit ya.
ReplyDeleteKemarau memang jadi ancaman untuk daerah tertentu..sama halnya dengan banjir ya... Semoga kemarau segera berakhir...teirma kasih utk Rumah Zakat yang turun tangan ikut membantu mnghadapi kemarau...
ReplyDeleteSepertinya harus makin banyak rumah zakat sepertiini yang langsung menyalurkan bantuan ke warga.
ReplyDeleteMari bersama kita tingkatkan zakat dan amal jariyah kita untuk membantu sesama...
Klo kejeringan kyk gini bikin kasian Pertama petani ya mba,, smoga Kita bisa hemat air dn kmarau cpt usai
ReplyDeleteWah keren ya rumah zakat dengan program CSR nya nih...
ReplyDeleteHemat hemat air deh. Aku aja mati nih air karena debitnya berkurang juga padahal daerah resapan ini Ciganjur dan sekitarnya
ReplyDeleteProgram CSR rumah zakat ini bagus banget dan semoga makin bertambah program2 lainnya
ReplyDeleteinovatif banget ya aksi dari Rumah Zakat ini.. mungkin selama ini masih banyak yg tidak sadar kalo ternyata saudara2 kita ada yg tidak bisa menikmati air bersih di daerahnya..
ReplyDeleteKalau ke Rumah Zakat memang gak pernah berhenti untuk kagum.
ReplyDeleteSelalu ada tangan yang siap menolong hingga ke pelosok negeri.
MashaAllah~
Barakallahu fiikum Rumah Zakat.
Luar biasa sekali program Rumah Zakat ini, mari berzakat agar bisa memberdayakan masyarakat
ReplyDeleteAku tuh baru ngeh kalau skrng kemarau panjang.. Jadinya kita harus bisa disiplin sama air yang ada skrng yaa
ReplyDeleteAlhamdullilah ya bantuan rumah zakat sangat berarti..dan untuk itu butuh support juga biar berjalan lancar. Moga banyak yang donasi
ReplyDeleteDi kompleks perumahanku di Makassar jugaa sudah berasa banget kekurangan air bersih. Mesti siap nambah penampungan air, jadi pas air ngalir lumayan kencang bisa ditampung jadi persediaan besok-besok.
ReplyDelete