Wednesday, 21 August 2019

Beralih Ke Transportasi Umum Untuk Mengurangi Polusi Udara


Beralih Ke Transportasi Umum Untuk Mengurangi Polusi Udara


Hadirnya teknologi membuat orang semakin malas untuk menggerakan tubuh. Padahal teknologi diciptakan untuk membantu mempermudah aktifitas manusia bukan menggantikan peran anggota tubuh manusia sehingga bikin orang mager atau malas gerak. Misalnya nih pengen beli sesuatu ke minimarket yang letaknya hanya beda 10 rumah dari lokasi tempat tinggal, terkadang orang malas jalan kaki memilih naik motor. 
Akibatnya kini banyak penyakit yang menyerang tanpa mengenal usia, semakin banyak orang yang terkena berbagai penyakit karena kurang gerak antara lain darah tinggi, jantung bahkan obesitas.

Tiga tahun yang lalu saya paling malas olahraga, pulang pergi bekerja pun selalu antar jemput dengan ojek langganan karena kalau naik angkot suka malas ngetemnya lama sehingga saya seringkali telat sampai kantor. 
Tapi mindset saya berubah ketika saya mulai gampang lelah ketika menaiki tangga menuju ruang kerja saya yang dilantai 2 sehingga lebih sering menggunakan fasilitas lift. sejak itu saya mulai rajin deh olahraga jalan sehat keliling kompleks.


Polusi & Kemacetan

Polusi dan kemacetan menjadi pemandangan sehari-hari bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Setiap hari menuju tempat aktifitas saya mesti spare waktu 2 - 3 jam untuk menempuh perjalanan, maklum saya kini tinggal di sekitaran Pamulang menuju tempat aktifitas di Jakarta harus melalui beberapa titik kemacetan.



Awal tinggal di Pamulang saya tiap pergi bekerja selalu ikut suami karena lebih nyaman dan malas bermacet ria. Tapi kini ketika jadwal pekerjaan tidak pernah sama saya rajin naik transportasi umum, dan Transjakarta dan Commuter Line merupakan transportasi andalan saya. 
Kadang kalau kepepet suka naik ojek online juga sih, kalau dihitung-hitung boros euy naik ojek online. Pernah saya naik ojek online sampai Rp. 75.000,- karena mengejar waktu takut telat sampai lokasi kerja. Waw bangetkan bikin kantong kering kalau keseringan.


Transportasi Umum & Berjalan Kaki

Tau gak sih yang bikin macet parah itu karena masih banyaknya warga Jakarta yang masih enggan beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Mungkin sebagian orang masih enggan keluar dari zona nyaman dan masih beranggapan kalau naik transportasi umum itu capek, keringatan atau banyak copet. Kendaraan bermotor merupakan salah satu penyumbang polusi terbesar dari sisi transportasi  



Haloow saudara-saudara sekarang transportasi di Jakarta sudah nyaman loh, apalagi sekarang pilihannya banyak mulai dari Commuter Line, MRT, LRT dan Transjakarta selain masih ada angkot dan bis ya. 

Buat saya Commuter Line, MRT, LRT dan Transjakarta ini nyaman banget walaupun saya lebih sering naik Transjakarta, karena ini transportasi yang paling gampang buat saya menjangkau berbagai wilayah dari tempat tinggal saya.


Dengan menggunakan transportasi umum otomatis kita harus berjalan kaki menuju stasiun ataupun halte. Buat saya ini menyenangkan banget loh, apalagi ketika menggunakan transportasi umum di pagi hari banyak temannya yang mempunyai tujuan masing-masing sehingga jalan kaki juga jadi  lebih semangat gak terasa capek.



Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengampanyekan 'Jalan Hijau' kepada warga Jakarta di antara kawasan Terowongan Kendal dan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Kegiatan ini dilakukan mulai tanggal 19 – 22 Agustus 2019 beberapa lokasi terminal dan stasiun di Jabodetabek. BPTJ memberikan apresiasi kepada masyarakat dengan memberikan souvenir kepada para pengguna kendaraan umum dan pejalan kaki.


Kampanye “Gerakan Jalan Hijau”. Ini merupakan kampanye untuk mendorong masyarakat menggunakan angkutan umum massal dilanjutkan dengan aktivitas berjalan kaki sebagai pilihan utama dalam bertransportasi sehari hari di Jabodetabek. Kata "hijau" mewakili makna Go Green yang dalam konteks transportasi perkotaan ramah lingkungan dimana, naik kendaraan umum berarti membantu mengurangi polusi, berjalan kaki berarti berolahraga menyehatkan tubuh.


Kepala BPTJ Bambang Prihratono juga mengajak partisipasi publik dalam mewujudkan sistem transportasi berkelanjutan melalui  kegiatan kampanye “Jalan Hijau.” Kampanye ini bertujuan mengajak masyarakat untuk membudayakan berjalan kaki dan memanfaatkan angkutan umum massal guna mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan.

Diharapkan dengan masyarakat banyak menggunakan transportasi umum bisa berdampak pada pengurangan kemacetan dan kadar emisi gas buang di udara akibat penggunaan kendaraan bermotor. Dan pastinya bisa mengurangi polusi udara.

Dengan berjalan kaki kita akan mendapatkan banyak manfaat untuk kesehatan, antara lain:
Bisa menurunkan berat badan
Membuat suasana hati lebih menyenangkan
Menurunkan resiko penyakit kronis seperti stroke 20 - 40%
Memperkuat otot paha dan betis
Mengurangi gejala varises, semakin bertambah usia varises bisa saja terjadi
Lebih kreatif.

Gak ada alasan buat malas lagi donk berjalan kaki dan naik transportasi umum.
Yukk mulai rajin berjalan kaki, harus mulai dari sekarang ya!

2 comments:

  1. Jalan kaki salah satu usaha saya mengendalikan berat badan mba meski belum maksimal karna nafus makan gak direm :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju bang Day, olahraga paling murah ya jalan kaki hehe

      Delete

Mohon jangan berkomentar SPAM, terimakasih.