Meningkatkan minat
literasi bagi generasi millenial Kemendikbud kembali mengelar acara Festival
Literasi Sekolah (FLS) untuk ke-3 kalinya. Semangat menggerakkan literasi,
menguatkan pendidikan, dan pemajuan kebudayaan menjadi pendorong utama kegiatan
ini.
Apa sih literasi itu?
Literasi adalah kemampuan
dalam mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas. Sementara
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah sebuah upaya yang dilakukan secara
menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran,
yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
Lahirnya Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) berawal dari keprihatinan terhadap beberapa hasil penelitian yang
menyatakan bahwa kemampuan membaca siswa Indonesia hingga orang dewasa berada
pada level rendah. Pada Progress in International Reading Literacy Study
(PIRLS, 2011) menempatkan Indonesia pada level ke - 42 dari 45 negara.
Dalam rangka mendorong
gerakan literasi sekolah menjadi gerakan kolaboratif dengan melibatkan segenap pemangku
kepentingan, Ditjen Dikdasmen kembali menggelar Festival Literasi Sekolah
(FLS).
Festival Literasi Sekolah (FLS) 2019
FLS adalah perayaan
literasi yang mewadahi warga sekolah yaitu siswa, guru dan kepala sekolah,
serta pegiat literasi dari berbagai macam profesi, pengelola Taman Bacaan Masyarakat
(TBM), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), akademisi, dan orang tua dalam sebuah
forum bersama.
FLS 2019 resmi dibuka
pada Jumat (26/07/2019), oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir
Effendy. Festival Literasi Sekolah 2019 berlangsung
sampai tanggal 29 Juli 2019 di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud, Senayan, yang
merupakan agenda tahunan Kemendikbud.
Kegiatan literasi yang
diselenggarakan dalam FLS tidak terbatas pada literasi baca-tulis saja, tetapi
juga mencakup literasi digital, finansial, sains, numerasi, serta literasi
budaya dan kewargaan. Ragam bentuk acaranya ada diskusi, pelatihan, peluncuran
dan bedah buku serta pemutaran film.
FLS tahun ini mengangkat
tema Multiliterasi: Mengembangkan Kemandirian dan Menumbuhkan Inovasi. Dengan
tema ini, diharapkan perayaan literasi nasional dapat memotivasi warga sekolah
menjadi warga yang mandiri dan inovatif. Pada tahap selanjutnya, diharapkan mereka
menjadi warga yang literat sepanjang hayat.
Ada sekitar 45,2 juta siswa dari tingkat SD sampai SMA/SMK
di jenjang Pendidikan Umum maupun Pendidikan Khusus, terbuka untuk semua siswa
di seluruh indonesia baik yang berada di perkotaan, maupun daerah terpencil.
Kegiatan FLS terbagi dalam
empat area yang berbeda, antara lain area di Panggung Utama, Pojok Literasi,
Ruang Serbaguna Perpustakaan, dan Ruang Teater Perpustakaan Kemendikbud. Ditiap
area diadakan berbagai kegiatan yang berbeda-beda.
FLS merupakan ajang kompetisi literasi, baik literasi visual, digital maupun literasi
non-digital bagi siswa SMA/MA seluruh Indonesia yang antara lain bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan literasi siswa dalam berbagai media informasi.
Tema umum FLS 2019 yaitu
“Indonesia Romantis”. Tema tersebut mengajak remaja untuk mengungkapkan cinta
dengan cara masing-masing kepada orangtua, guru, teman, sahabat, lingkungan
sosial dan alam, bahkan Indonesia.
FLS merupakan kegiatan
atau lomba untuk siswa SMA/MA se-Indonesia yang memiliki minat dan bakat untuk
mengembangkan kemampuan menulis cerpen, syair, komik, dan meme melalui
pembuatan karya.
Nantinya diharapkan para siswa akan
lebih mahir tidak hanya dibidang kesenian tapi juga memperkuat rasa percaya
diri melalui kesenian sebagai media ekspresi.
Tidak semua anak
mempunyai sifat terbuka atau pandai berbicara secara lantang di depan umum. Dengan adanya acara seperti Festival Literasi Sekolah ini, diharapkan semua
siswa bisa mengeskpresikan jiwanya bisa melalui berbagai media, baik melalui
media tulisan maupun media gambar.
Sehingga segala ide dan kreativitasnya bisa
terwujudkan.
Selain mengelar berbagai
macam lomba untuk tingkat SD, SMP, SMA, SMK dan SLB, panitia Festival juga mengelar
workshop dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran literasi.
Motivasi para peserta
dalam berkompetisi beda-beda, ada semangat untuk menang karena ingin membanggakan
sekolah dan orang tua, tapi ada juga yang mengikuti lomba karena ingin menyaingi
prestasi siswa unggulan.
Apapun tujuannya yang penting tetap semangat dan bangga akan
hasil karya sendiri.
Bedah Buku TOMO by Sari Okano
Alhamdulilah saya
berkesempatan hadir di hari terakhir FLS 2019, saya happy banget bisa
melihat karya-karya para siswa yang kreatif.
Di panggung utama ada talkshow
menarik berjudul TOMO, yang mengisahkan tentang sharing pengalaman seorang ibu
dalam mengasuh Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) khususnya autis.
Dipandu moderator
Dewi Utama Faizah, dan juga turut hadir Marissa Haque seorang aktris film yang kini
berprofesi sebagai Dosen.
Sari Okano banyak sharing
tentang pengalamannya dalam mengasuh dan mengajarkan Tomo dengan keterbatasannya
tapi mampu melakukan berbagai hal seperti layaknya anak normal. Buku TOMO ini walaupun
sederhana penyampaiannya tapi padat dan berisi penuh dengan pesan positif.
Melalui buku ini Sari
Okano sharing tentang perjalanan mengajari kosakata Tomo dengan berbagai gambar
asli. Bahkan berbagai sudut rumah difoto begitu juga berbagai barang kebutuhan
Tomo harus difoto untuk mengajarkan Tomo mengerti tentang barang-barang
pribadinya dan juga tata letak semua yang ada di dalam rumah.
Salah satu tips dari Sari
Okano ketika mengajarkan sesuatu pada ABK autis harus jujur, ajarkan tentang
kebeneran jangan ada kebohongan.
Sari Okano seorang
muslim, bermukim di Jepang sebuah negara minoritas muslim. Sari Okano
mengajarkan Tomo tentang agama islam sejak dini. Sari Okano selalu mengajarkan
sholawat, sehingga Tomo mempunyai kemampuan bersholawat.
Penciuman Tomo juga
sangat luar biasa sehingga Tomo juga bisa memasak. Tomo juga pintar bernyanyi
walaupun tidak bisa berbahasa Indonesia tapi Tomo menyukai salah satu lagu
penyanyi Indonesia yaitu lagu Ikang Fawzi yang berjudul Kasihku, dan berusaha
belajar sehingga bisa menyanyikannya.
Kini Tomo sudah berusia 20 tahun, dan
Tomo berprofesi sebagai petani di Jepang.
Sangat inspiratif ya
bukunya. Bila ingin membaca kisah Tomo, bisa membelinya dengan cara Pree Order.
Selama bulan Agustus hingga Oktober, melalui
No Whatsapp (WA: 0812-8464-816) dengan harga Rp. 78.000,-
Dengan adanya FLS 2019
semoga bisa mengatasi ketimpangan literasi di daerah-daerah terpencil. Dan ini
menjadi tantangan kita bersama, yang membutuhkan kerja sama semua pihak untuk
meningkatkan literasi di daerah-daerah terpencil, agar kualitas pendidikan di Indonesia lebih
baik lagi.
FLS ke-3 tahun 2019 ini merupakan
upaya Kemendikbud untuk meningkatkan
budaya literasi, mulai dari membaca, menulis literasi terhadap IT, serta untuk
memotivasi agar gerakan literasi di sekolah dapat berjalan dengan baik dan
benar.
Menjadi harapan kita
bersama semoga kegiatan FLS ini bisa meningkatkan literasi yang akan meningkatkan
kualitas pendidikan. Semoga FLS terus dikembangkan dengan penambahan cabang
lomba lebih banyak lagi dan juga memberikan informasi lebih luas lagi ke semua lapisan
masyarakat Indonesia agar semakin banyak lagi para siswa yang ikut
berpartisipasi.
Acara uang harus kita dukung yah mbak untuk meningkatkan literasi di daerah terpencil. Btw aku juga punya temen yang mempunyai ABK dan aku benar-benar bangga karena membutuhkan ekstra sabar mendidik anak ABK loh mbak ri
ReplyDeleteIya karena seorang ibu adalah madrasah pertama buat anaknya
DeleteBegitu lengkap dan padat rangkaian acara di Festival Literasi ini, sayangnya kemarin enggak bisa mampir. Apalagi ada bedah buku yang isinya sangat menarik. Semoga bisa berkunjung ke Festival Literasi yang selanjutnya
ReplyDeleteNext thn dpn Bun Indri
DeleteMelihat keseruan stand stand Di FLS 2019 jadi yaakin kemarin acaranya jauh lebihseru dari taun kemarin2 ya mba
ReplyDeleteSedari kecil sudah mengenal literasi maka sudah besar akan gemar membaca dan makin pintar
ReplyDelete