Friday, 26 April 2019

Dukung Indonesia Sehat Dengan Imunisasi Lengkap dan Nutrisi Seimbang


Dukung Indonesia Sehat Dengan Imunisasi Lengkap dan Nutrisi Seimbang


Ternyata belum semua masyarakat kita mau memberikan anaknya imunisasi, bukan karena ketidak mampuan orang tuanya secara finansial tapi ada juga berdasarkan berbagai faktor, entah karena terbawa issue hoax atau kepahaman tertentu.

Pernah suatu hari saya bertanya pada seorang ibu yang tidak mau memberikan imunisasi pada anaknya.

Saya: “Mba, anaknya sudah di imunisasi?”
Alifah: “Engga ah, Insya Allah sehat”
Saya: Loh! Kenapa?

Dengan berbagai dalih entah dengan pemahaman dari mana si Ibu Alifah ini meyakini kalau anaknya akan sehat-sehat saja, dengan pemberian nutrisi makanan yang baik jadi tidak perlu imunisasi.

Kalau saya lihat dari latar belakang pendidikan ibunya yang merupakan wanita karier tentu seharusnya paham tentang manfaat imunisasi untuk anaknya. Tapi entahlah, semoga suatu hari nanti ibu Alifah bisa berubah pikiran untuk segera memberikan imunisasi lengkap kepada anaknya.

Ternyata masih ada sekitar 19 juta anak di dunia yang tidak divaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap, sehingga berisiko untuk menderita penyakit yang berpotensi mematikan. 

Menurut data WHO (World Health Organization, saat ini imunisasi diperkirakan bisa mencegah 2 hingga 3 juta kematian disetiap tahunnya, dan juga tambahan 1,5 juta nyawa yang diselamatkan apabila cakupan imunisasi global bertambah.


Memang sepenting apa sih imunisasi itu?

Tentu saja sangat penting untuk menyelamatkan anak kita dari bahaya penyakit menular yang bisa mengakibatkan seseorang mengalami kecacatan dan kematian. Imunisasi wajib diberikan tidak hanya pada bayi atau balita tapi bisa juga hingga usia remaja.

Imunisasi diberikan untuk mencegah penyakit, kecacatan dan kematian dari penyakit menular yang dapat dicegah oleh imunisasi (PD31) termasuk difteri, hepatitis B, campak, rubela, gondongan, pertusis, pneumonia, polio, diare rotavirus, tetanus dan kanker serviks.

Semua negara pada tanggal 24 - 30 April memperingati imunisasi sedunia, contoh beberapa negara yang telah melakukan imunisasi pada masyarakatnya misalnya di Malaysia imunisasi dilakukan hingga usia 16 tahun, Inggris hingga usia 11 tahun, India hingga usia 18 tahun. Cina hingga usia remaja, Amerika hingga usia  18 tahun, Saudi Arabia hingga usia remaja, dan beberapa negara lainnya. Di semua negara melakukan imunisasi secara rutin karena penting dan bermanfaat. 
Di tiap negara ada lembaga yang mengawasi.


Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi

Menurut Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, melindungi anak-anak kita tidak hanya sejak dalam kandungan tetapi juga sejak anak itu dilahirkan dengan memberikan gizi yang baik dan cukup karena tanpa nutrisi yang lengkap tentu pertahanan daya tubuhnya kurang baik, selain itu lingkungannya juga harus bersih. Tetapi yang paling efisien dan efektif adalah dengan memberikan imunisasi yang lengkap. Sejak penyuntikan pertama selama 2 minggu sudah terjadi kekebalan.

Dalam rangka menyambut Pekan Imunisasi Dunia (PID) yang bertema “Imunisasi Lengkap, Indonesia Sehat” IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan PT Nestle Indonesia mengadakan konferensi pers yang dihadiri oleh para narasumber antara lain:
Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi, Sekretaris Satgas Imunisasi – Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia 
dr. Yoga Devaera, SpA(K), UKK Nutrisi dan Penyakit- Metabolik – Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia 
Dr. dr. Ray Basrowi, MKK, Head of Medical & Nutrition Service Department, Nestlรฉ Indonesia.

Sebagai orang tua tentunya kita ingin memberikan yang terbaik untuk anak, nah salah satunya dengan memberikan imunisasi lengkap pada anak. 

Kalau masih ada orang tua yang ragu untuk memberikan imunisasi pada anaknya, mungkin saja orang tuanya tidak mengetahui tentang bahaya penyakit. Dan bisa jadi sebagian dari mereka terpengaruh oleh berita hoax yang anti imunisasi dari negara lain yang belum tentu relevan pada negara kita.

Kebanyakan berita hoax tentang imunisasi yang mengatakan kalau imunisasi bisa menyebabkan autis, lumpuh atau menyebabkan kematian adalah berita lama itu yang sudah kadaluarsa. 

Penyebar hoax biasanya merupakan pendapat perorangan baik di dalam atau luar negeri yang menginginkan anak-anak Indonesia sakit, cacat dan meninggal. Tetapi alhamdulillah ternyata masyarakat Indonesia banyak yang cerdas sehingga mereka tetap memberikan imunisasi pada anaknya.

Dampak yang terjadi bila banyak bayi dan balita tidak diimunisasi akan mudah terjadi wabah, sakit berat, kematian atau cacat. contoh penyakit berbahaya seperti wabah polio yang terjadi pada tahun 2005-2006 yang menyebabkan sekitar 351 balita lumpuh seumur hidup, terjadi di daerah Sukabumi yang menjalar hingga ke Banten, Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sumatera Utara.

Wabah campak dan rubela juga terjadi di Indonesia sejak tahun 2014 – 2018. Bahkan wabah difteri sekitar 26% yang terkena adalah remaja di usia 10 – 18 tahun.

Jadi imunisasi tidak hanya untuk anak bayi dan balita saja tapi hingga remaja, bahkan perempuan dengan usia subur juga perlu mendapatkan imunisasi. Misalnya vaksin HPV, yang harus diberikan sejak usia remaja hingga dewasa.


Reaksi dari Imunisasi?

Bila terjadi demam, kemerahan, bengkak dan nyeri setelah imunisasi tidak perlu takut karena itu merupakan reaksi normal yang wajar dan tidak berbahaya dan akan hilang dalam beberapa hari. Demam setelah imunisasi tidak berhubungan dengan kualitas vaksin atau kualitas perlindungannya.

Tips ketika mengalami hal tersebut yaitu :
  • Segera berikan obat penurun panas tiap 4 jam sesuai dosis yang dianjurkan oleh dokter, perawat atau bidan.
  • Pakai baju yang tipis
  • Sering minum


Bila panas tinggi boleh dikompres dengan air hangat, dan bila panas lebih dari 2 hari segera bawa anak kembali ke tempat imunisasi untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Bayi yang sedang batuk dan pilek ringan, mencret sedikit, tanpa demam dan tidak rewel boleh diimunisasi. Dan bayi balita yang ceria walau sedang batuk pilek ringan tanpa demam (misalnya karena iritasi atau alergi), atau diare ringan diperbolehkan diimunisasi. 
Aman dan efektif.


Jika imunisasi berlebih, berbahaya?

Jika kita lupa dan ternyata imunisasinya berlebih tidak berbahaya, tetapi bila imunisasinya belum lengkap segera dilengkapi karena jika imunisasi terlewat atau tertunda berarti belum punya kekebalan spesifik dan kemungkinan akan mudah terserang penyakit.

Jika imunisasi bayi dan balita sudah lengkap, lanjutkan dengan imunisasi usia sekolah dan remaja. 

Karena  imunisasi pada saat bayi dan balita kekebalannya akan menurun perlahan, sehingga pada usia sekolah dan remaja sangat rendah maka akan berisiko mudah tertular penyakit.


Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi untuk Mendukung Tumbuh Kembang Anak

Kematian balita dibawah 5 tahun terjadi akibat penyakit radang paru-paru dan diare.  45% kematiannya disebabkan gizi yang kurang baik. 
Anak yang tanpa masalah gizi sesuai usianya angka kematiannya sangat berbeda. Menurunkan angka kematian dengan pemberian imunisasi dan gizi yang cukup.


dr. Yoga Devaera, SpA(K)

Menurut dr. Yoga Devaera, SpA(K), pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk bayi di usia 0 – 6 bulan sebagai sumber nutrisi terbaik, dilanjutkan dengan pemberian MPASI (makanan pendamping ASI).  MPASI mulai bisa diberikan sejak bayi berusia 6 bulan hingga 2 tahun, atau minimal 1 tahun.

Kebutuhan nutrisi bayi ada 2 yaitu nutrisi makronutrien (zat gizi makro) yaitu zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah banyak dan penghasil energi, yang biasanya terdapat ada karbohidrat, protein dan lemak.  
Ada juga nutrisi mikronutrien (zat gizi mikro) yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit yang mempunyai peran yang sangat penting. Misalnya untuk pembentukan hormon, membantu aktivitas enzim, mengatur fungsi sistem imun tubuh. Vitamin (baik yang larut air maupun larut lemak) dan mineral.

Keterampilan makan (oromotor skills) perlu dikembangkan melalui stimulasi tekstur makanan dan bayi secara psikologis mulai memperlihatkan minat terhadap makanan lain selain susu.

Setelah usia 6 bulan sebaiknya bayi mendapatkan makanan pendamping ASI bukan susu formula. MPASI terdiri dari makan besar yaitu pagi, siang dan selingan. Buah masuk dalam golongan selingan. Makan besarnya harus mengandung Karbohidrat, lemak dan protein.

MPASI memenuhi kebutuhan energi, protein dan mikronutrien yang tidak tercukupi dari ASI. Asupan nutrisi yang lengkap dan seimbang akan mendukung tumbuh kembang optimal dan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. Salah satu masalah zat gizi yang dialami bayi adalah defisiensi besi. Zat besi mempunyai peranan penting dalam perkembangan otak dan sistem imunitas.

Kebutuhan zat besi bayi sangat tinggi. Asi kandungan zat besi rendah hanya memenuhi 0.3 mg dari 11 mg kebutuhan harian zat besi bayi berusia 6 – 12 bulan. Kadar zat besi ada 2 golongan yaitu dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Kebutuhan zat besi bayi berusia 6 – 12 bulan setara dengan kandungan zat besi dalam 385 gram daging sapi atau 85 gram hati ayam.

Tekstur, frekuensi dan jumlah pemberian MPASI dinaikkan secara bertahap. Saat anak belajar makan awali dengan pemberian makanan yang lumat, saring tapi jangan terlalu encer harus cukup padat. 90% yang harus diberikan pada MPASI yaitu zat besi. 
Apa yang tidak dapat diberikan dari ASI harus didapatkan dari makanan.

Anjuran pemerintah makanan rumahan merupakan sumber makanan terbaik. Dengan MPASI rumahan kita bisa mengatur komposisinya, yang penting sumber protein hewani harus diberikan sejak usia 6 bulan. 

Beda dengan MPASI Fortifikasi yang sudah diatur komposisi gizinya. Sejak usia 6 bulan semua jenis protein sudah boleh diberikan pada si kecil, misalnya daging atau telur. 
Tidak perlu menunda jenis makanan tertentu kecuali terbukti alergi.

MPASI rumahan komposisi, rasa dan tekstur bisa lebih bervariasi. 
Berikan sumber protein hewani setiap kali si kecil makan, dalam jumlah yang cukup. 

Tambahkan juga minyak untuk meningkatkan densitas kalori, tentunya dengan ukuran dan komposisi yang sesuai dengan usia si kecil.

Ketika bayi berusia 8 bulan tekstur MPASI harus sudah agak kasar agar anak tidak malas mengunyah. 

Pengenalan jenis makanan membutuhkan waktu setidaknya 10 – 15 kali mencoba, jika ternyata si kecil menolak jangan memaksa anak makan. 

Perhatikan tanda lapar dan kenyang pada si kecil. Kebersihan dalam mengolah dan menyiapkan MPASI sangat penting.


Dr. dr. Ray Basrowi, MKK

Menurut Dr. dr. Ray Basrowi, MKK, Nestle mendukung program Indonesia membangun generasi yang lebih sehat. Bentuk komitmen Nestle dengan memberikan nutrisi seimbang melalui MPASI Fortifikasi.

MPASI Fortifikasi sudah dilengkapi dengan zat gizi tertentu untuk tumbuh kembang si kecil, dapat membantu kebutuhan nutrisi si kecil. 

MPASI Fortifikasi memiliki komposisi yang diatur CODEX termasuk kandungan nutrisi dan zat tambahan lainnya.



Cerelac produk Nestle

Teksur MPASI Fortifikasi sudah mengikuti perkembangan si kecil dan sudah sesuai standar BPOM dan sesuai rekomendasi dari IDAI. 
Diolah dengan teknologi pangan yang baik dan sudah memenuhi standar yang dibutuhkan oleh si kecil.

Probiotik adalah bakteri baik yag jika dikonsumsi dalam jumlah cukup akan memberikan manfaat bagi manusia. Salah satu probiotik yang terdapat dalam MPASI adalah Bifidobacterium lactis yang dapat mendukung daya tahan tubuh dan mengurangi resiko infeksi saluran cerna.

Proses carbohydrate hydrolysed enzymmatically (CHE) merupakan proses memecah karbohidrat menjadi lebih kecil dengan menggunakan enzim khusus, sehingga bubur bayi memiliki tekstur lebih lembut dan lebih mudah ditelan.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Facebook: Ikatan Dokter Anak Indonesia
Instagram: @idai_ig
Twitter: @idai-tweets

7 comments:

  1. Imunisasi memang penting banget ya mba buat proteksi anak, Nayla insya Allah kumplit imunisasinya

    ReplyDelete
  2. Imunisasi memang penting, anakku kurang 2 kali imunisasi lagi usia 18 bulan dan 24 bukan nanti.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. kita perlu anak sehat, agar generasi penerus bangsa kuat dan cerdas. banyak anak yang butuh perhatian terutama dalam kesehatan yaaa..

    ReplyDelete
  5. Saya illfeeel kalau ada orangtua yqng tidak mengimunisasi anaknya. Padahal itu hak anak. Dan sebagai bentuk ikhtiar untuk mencegah penyakit berbahaya dan mematikan meyerang.
    Semoga program imunisasi bisa makin membumi dan tak ada lagi anak yang tertinggal dari program ini demi generasi yang lehih baik lagi.

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah anakku juga ikut imunisasi, kalau telat karena kendala sakit juga bisa menyusul. Semoga Indonesia sehat selalu

    ReplyDelete
  7. Yes, pastikan anak-anak mendapatkan imunisasi.
    Anak-anak aku Alhamdulillah, sudah imunisasi semua.

    ReplyDelete

Mohon jangan berkomentar SPAM, terimakasih.