Beberapa hari yang lalu saya sempat melihat berita di televisi tentang anak orang utan yang berkeliaran ke perkampungan penduduk, bahkan harimau juga berkeliaran ke rumah penduduk. Ini semua mungkin imbas dari kerusakan hutan akibat ulah manusia, sehingga hewan buas banyak yang keluar dari habitatnya karena merasa terancam dan berkurangnya sumber makanan mereka di hutan.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, baik keanekaragaman ekosistem, jenis dan genetik. Hutan adalah paru-paru dunia yang dapat menyerap karbondioksida dan menjadi sumber penghasil oksigen yang diperlukan untuk manusia serta menjadi habitat para satwa serta berbagai macam tumbuhan.
Cuaca juga sudah mulai ekstrim, di Jakarta terkadang cuacanya sudah sulit ditebak terkadang bisa tiba-tiba hujan, terkadang panas juga. Belakangan ini panasnya juga sangat menyengat. Infonya bila selimut bumi semakin tebal maka bumi akan semakin panas. Dan ini membuat perubahan iklim yang bisa membahayakan semua mahluk hidup. Dampak terbesar yang terkena perubahan iklim adalah perempuan.
Kenapa perempuan?
Ada penelitian yang membuktikan bahwa perempuan lebih memperhatikan lingkungan hidup sehingga mempunyai keinginan lebih besar untuk berbuat lebih banyak untuk lingkungannya, kata ibu Dr. Amanda Katili Niode, selaku Manager Climate Reality Indonesia diacara Forest Talk With Blogger yang diselenggarakan bekerja sama dengan Yayasan Doktor Sjahrir (YDS) yang berlokasi di Almond Zucchini di Jakarta Selatan pada tanggal 9 Februari 2019.
Dampak lainnya pada perempuan, terutama pada perempuan yang ikut membantu perekonomian keluarga, dan biasanya peran perempuan juga yang membantu mencari air ketika sedang kesulitan air bersih.
Pada talkshow interaktif ini turut hadir juga Dr. Atiek Widayati dari Tropenbos Indonesia, Ibu Ir. Murni Titi Resdiana,MBA dari Kantor Utusan Khusus Presiden bidang Pengendalian Perubahan Iklim, sharing tentang Pohon dan ekonomi kreatif, Ibu DR.Sri Maryati, selaku Direktur Eksekutif Yayasan Belantara, Ibu Myra Widodo Founder Rumah Rakuji dan Riza Amala perwakilan dari Javara Indonesia.
Pada talkshow interaktif ini turut hadir juga Dr. Atiek Widayati dari Tropenbos Indonesia, Ibu Ir. Murni Titi Resdiana,MBA dari Kantor Utusan Khusus Presiden bidang Pengendalian Perubahan Iklim, sharing tentang Pohon dan ekonomi kreatif, Ibu DR.Sri Maryati, selaku Direktur Eksekutif Yayasan Belantara, Ibu Myra Widodo Founder Rumah Rakuji dan Riza Amala perwakilan dari Javara Indonesia.
Yayasan Doktor Sjahrir (YDS) merupakan organisasi nirlaba yang dibentuk untuk meneruskan warisan DR.Sjahrir (alm) dan bergerak dibidang Pendidikan, kesehatan dan lingkungan. Krisis perubahan iklim bukan hanya tanggung jawab anak muda tapi menjadi tanggung jawab lintas generasi.
The Climate Reality Project Indonesia yang merupakan bagian dari The Climate Reality Project yang berbasis di Amerika Serikat memiliki lebih dari 300 relawan yang disebut climet reality leader yang berasal dari berbagai latar belakang dan termasuk para pemimpin bisnis, profesional, pendidik, atlet, musisi, ilmuwan, aktor, pelajar, dan pemuka agama yang aktif melakukan sosialisasi perubahan iklim dan mendorong masyarakat untuk menjadi bagian dari solusi.
Perubahan iklim bahkan terjadi di 2 belahan bumi yang berbeda seperti di Amerika yang mengalami musim dingin hingga -40 Celcius bisa dibayangkan bagaimana dinginnya, sedangkan dibelahan dunia lainnya yaitu di Australia mengalami musim panas yang mencapai +50 Celcius.
Kenapa bisa terjadi?
Karena kegiatan manusia banyak terkait dengan industri, penebangan hutan, penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan.
Apa sih perubahan iklim itu?
Perubahan iklim yaitu perubahan cuaca jangka panjang selama 30 tahun yang berubah, yang bisa menimbulkan berbagai bencana.
Dengan adanya perubahan iklim yang terjadi sehingga menyebabkan banyaknya bencana seperti munculnya berbagai macam penyakit, bencana alam, gagal panen, bahan bakar berkurang, kelangkaan air bersih, konflik sosial dan lain sebagainya.
Apa sih perubahan iklim itu?
Perubahan iklim yaitu perubahan cuaca jangka panjang selama 30 tahun yang berubah, yang bisa menimbulkan berbagai bencana.
Dengan adanya perubahan iklim yang terjadi sehingga menyebabkan banyaknya bencana seperti munculnya berbagai macam penyakit, bencana alam, gagal panen, bahan bakar berkurang, kelangkaan air bersih, konflik sosial dan lain sebagainya.
Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengurangi perubahan iklim :
- Kurangi penggunaan plastik. Plastik memang merupakan kemasan yang sangat praktis dan biasanya digunakan untuk penggunaan sekali pakai. Penggunaan kantong plastik di dunia dalam 1 tahun bisa mencapai 1 trilyun.
- Industri fashion merupakan salah satu sumber pencemaran terbesar, karena proses pembuatannya yang menggunakan zat kimia dan energi yang lebih besar. Untuk mengurangi pencemaran ada baiknya pakaian yang masih layak pakai bisa disumbangkan kepada yang membutuhkan untuk mengurangi sampah yang berasal dari pakaian.
- Mengurangi konsumsi daging. Pengolahan daging sapi menghasilkan gas yang lebih banyak dibandingkan tahu. bukan berarti gak boleh loh mengkonsumsi daging, setidaknya mengurangi saja, malah lebih sehatkan kalau lebih banyak konsumsi produk olahan dari nabati.
Mari kita tanam pohon untuk mendukung ekononi kreatif. Informasi dari Ibu Ir. Murni Titi Resdiana, pohon itu banyak manfaatnya antara lain sebagai sumber serat, sumber pewarna alam, bahan kuliner, sumber furniture, dan juga sumber barang dekorasi.
Sudah saatnya kita ikut melestarikan hutan demi generasi kita mendatang agar nantinya mereka masih bisa menikmati udara bersih dan air bersih.
Apa saja sih yang bisa kita lakukan dari sekarang:
- Melakukan Reboisasi. merupakan salah satu alternatif untuk melestarikan hutan. dengan menanam kembali hutan – hutan yang telah rusak, sehingga hutan akan tetap terjaga keberadaannya.
- Menerapkan Sistem Tebang Pilih. Hal ini dapat mengurangi penebangan hutan secara liar dan dalam jumlah besar. Selain itu system ini juga berguna untuk masyarakat agar tidak sembarangan dalam melakukan penebangan hutan.
- Menerapkan Sistem Tebang – Tanam. System ini sangat berguna bagi pelestarian hutan, sistem penebangan hutan yang kemudian diganti dengan menanam hutan yang telah ditebang agar hutan tetap terjaga keberadaannya.
- Melakuakan Penebangan secara Konservatif. Yaitu dengan cara menebang pohon yang sudah tidak berproduktif lagi, agar jangan sampai pohon yang masih muda dan produktif di tebang.
- Menerapkan larangan penebangan hutan secara sewenang – wenang, dan memberikan sanksi berat bagi pelakunya.
- Melindungi dan menjaga habitat yang ada di hutan. Hal ini di perlukan karena keberadaan mahluk hidup ini perlu di jaga agar tidak mengalami kepunahan yang di sebabkan kebakaran hutan maupun penebangan hutan secara liar.
- Mengurangi penggunaan kertas berlebih. Pemakaian kertas yang berlebihan akan mempercepat proses terjadinya efek rumah kaca. Dengan menekan produksi penggunaan kertas yang berasal dari pepohonan hutan, hutan akan menjadi tetap terjaga kelestariaannya dan menekan pula proses penebangan hutan secara berlebih.
Pentingnya kebijakan pengelolaan hutan lestari di Indonesia untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Memanfaatkan Hasil Hutan Non Kayu
Mini Exhibition pada acara ForestTalk with Bloggers memamerkan produk hutan non kayu dan produk kreatif yang berasal dari limbah kayu hasil dari program Corporate Social Responsibility (CSR).
Potensi serat alam Indonesia untuk tekstil bisa juga dihasilkan dari serat eucalyptus, serat daun nanas. Serat bambu, dan juga serat pelepah pisang. Bahan katun yang biasa dipakai di Indonesian ternyata kebanyakan berasal dari impor, dan serat tidak hanya katun.
Rumah Rakuji
Ibu Myra Widodo Founder Rumah Rakuji salah satu perempuan kreatif yang turut melestarikan kerajinan berbahan serat tumbuhan. Berbagai produknya sangat menarik mulai dari fashion, aksesoris, tas dan kain yang tentunya sangat bernilai tinggi. Sesuai dengan misi dari Rumah Rakuji yang ingin mempromosikan kerajinan yang sebagian besar ramah lingkungan.
Salah satu yang menarik dari Rumah Rakuji adalah penggunaan Tenun Ulap Doyo atau Kain Ulap Doyo pada beberapa produk fashionnya.
Tenun Ulap Doyo atau Kain Ulap Doyo merupakan seni menenun kain dari suku Dayak Benuaq di Tanjung Isuy, Kabupaten Kutai, Samarinda, Kalimantan Timur.
Disebut Doyo karena bahan utamanya adalah serat daun Doyo. Daun Doyo dipilih sebagai bahan tenun karena seratnya yang kuat untuk dijadikan benang.
Tenun ulap doyo merupakan kerajinan khas sekaligus identitas suku Dayak Benuaq di Kutai Barat, Kalimantan Timur. Kain tenun ini dikenal berkualitas dan ramah lingkungan. Pembuatannya pun tak sembarangan.
Tenun Ulap Doyo diperkirakan telah ada sebelum abad ke-17, dan terkenal sejak masa Kerajaan Kutai.
Ulap dalam bahasa setempat berarti kain, dan doyo diambil dari nama tanaman yang jadi bahan pembuatnya. tenun ulap doyo perlu dikenal luas dan dijaga kelestariannya.
Pada kesempatan ini juga diadakan acara demo masak bersama Chef Norman yang membuat olahan menu berbahan dasar ayam yaitu Ayam Panggang Madu Hutan. Yang menggunakan Madu Hutan produk dari Javara Indonesia.
Pada kesempatan kali ini saya juga ikut mencicipi sajian menu Ayam Lempah Kulat Pelawan yang merupakan salah satu makanan khas dari Bangka Belitung yang sangat populer yang biasanya hanya disajikan di perhelatan istimewa.
Kulat berasal dari dialek lokal untuk menyebut jamur, Pelawan berasal dari nama pohon endemik dikawasan Bangka.
Kulat berasal dari dialek lokal untuk menyebut jamur, Pelawan berasal dari nama pohon endemik dikawasan Bangka.
Javara Indonesia
Javara dibawah naungan PT. Kampung Kearifan Indonesia fokus pada produksi bahan makanan yang diambil dari alam Indonesia melalui proses secara alami. Produk Javara ada sekitar lebih dari 500 jenis produk mulai dari beras, bumbu, minyak, selai, mie, pisang, gula aren, kopi, cengkeh, serta aneka bumbu rempah asli Indonesia lainnya.
Javara merupakan produk kearifan lokal yang sudah mendunia. Salah satu produknya yang menarik perhatian saya adalah aneka mie yang dibuat dengan berbagai warna dengan bahan alami seperti kelor, brokoli, wortel, ubi ungu, bayam dan lainnya.
Rumah Rakuji
Shelter For Culture Art and Craft
Gallery - Workshop
Jl. Bunga Mawar No. 8, Cipete Selatan
Jakarta 12410
Email: rumahrakuji@gmail.com
Serat serat pohon memang bermanfaat bagi kita.
ReplyDeleteMpo mengenal serat itu karena suka ke museum tekstil dan harganya lumayan mahal karena prosesnya tidak mudah.
bener bgt mpo prosesnya yang panjang yang membuat kualitasnya juga tentunya lebih bagus dari bahan lain
DeleteDulu ibuku membuat batik dnegan bahan alami, rasanya senang sekali kalau makin banyak orang melestarikan hutan ya, jadi ingat zaman kuliah. Kini, ilmu kehutanan udah banyak lunturnya hehe
ReplyDeleteSetuju mba naqi
DeleteAcaranya seru ya, Mbak. Peserta jadi sadar akan pentingnya melestarikan hutan bisa dimulai bahkan dari rumah sendiri.
ReplyDeleteSaya suka dengan menu ayamnya itu lo. Mantap sekali.
DeleteMbaa,itu cakep2 ya kainnya..
ReplyDeletePenggunaan plastik nih ya memang kudu ngurangin. Klo makan daging, masak daging aku nggak sering, memang dijatah biar sehat ��. Ngikutin ajaran mamah..baru tau yg ttg daging
astagah, itu panas ampe 50 derajad panasnya parah pasti, di sini aja 30 udah kepansan, kalau 50 mungkin bisa melting kali ya
ReplyDeleteCuaca berubah-ubah terus. Kita aja yang manusia enggak nahan loh panasnya..
ReplyDeleteSekarang belanja back to bawa keranjang sendiri ya. Karena plastik butuh waktu lama ngebaur dengan tanah. Ini Salah satu buat menjaga ekosistim hutan juga.
ReplyDeleteBanyak banget manfaat yang bisa didapat dari hutan ya
ReplyDeleteSelain kalau belanja bawa bag sendiri aku sekarang kalaumakan di resto fast food gapernah mau kalo dikasih sedotan
ReplyDeleteTinggal jauh Dari hutan bukan berarti cuek dengan kondisi hutan Indonesia yang Makin menyusut. Bijak menggunakan plastik dan reuse pakaian ternyata bisa membantu hutan tetap lestari
ReplyDeleteTetap perempuan yang menjadi pusat pemeliharaan alam. Lalu, prianya kemana ya? Sampai nyari air saja tetep perempuan yg jalan. Perempuan dan hutan menjadi sebuah kolaborasi ekosistem kehidupan.
ReplyDeleteKalau pakai kain tenun gitu, nyucinya gak bisa sembarangan yaa, kak...
ReplyDeleteSalah-salah malah rusak.
Btw,
Kemarin baca, ada cacing yang bisa melumat stereofoam sama plastik.
Apa coba budidaya itu yaa...?
Setuju banget lah pastinya dengan upaya melestarikan hutan dengan mengurangi penggunaan kayu utk berbagai kerajinan. Ahhh keren2 ya hasil olahan non kayu. kainnya juga cakep bangeett
ReplyDeleteAku melihat koleksi-koleksi nya bgus banget kerajinannya dengan menggunakan penggunaan kayu dan kain jadi dapat melestarikan hutan di Indonesia. Aku suka koleksi kain2 nya motifnya bagus2
ReplyDeleteWaah baru tau kalau industri peternakan sapi (daging) jg ada kekurangannya yaaa.,
ReplyDeleteIya ya hasil hutan gak melulu kayu tapi juga banyak yg lain, jd dengan memanfaatkan nonkayu hutan lbh bisa lestari ya
hutan harus dijagaaa.. btw aku ngiler sama makanannya fokusnya kesitu sh
ReplyDeleteSemoga hutan-hutan Indonesia kembali hijau dan tidak ada lagi illegal logging atau kebakaran hutan seperti sekarang ini
ReplyDeletePermasalahan hutan mengakibatkan ketidakseimbangan alam sehingga berpengaruh pada keadaan iklim yg ekstrim
ReplyDeleteKoleksinya bagus banget ya ada kain dengan warna dari bahan alami, ini sangat membantu dalam menjaga kelestraian alam.
ReplyDeletePerempuan memang punya peran yang lebih aktif. Setuju banget.
ReplyDeleteCinta lingkungan bisa dimulai dari mengurangi penggunaan sedotan
ReplyDelete