Sifat iri hati, gampang baper dan pendendam merupakan penyakit hati yang banyak dirasa oleh semua orang. Dan setiap orang pasti pernah mengalami rasa sakit hati entah oleh pasangannya, orang tua ataupun orang lain. Tapi kali ini saya akan membahas tentang penyakit hati yang lain, yang lebih berbahaya dari rasa sakit yang disebabkan oleh orang lain, penyakit hati yang sesungguhnya yang menyerang organ hati kita yang biasa disebut hepatitis.
Foto:istock |
Hati merupakan organ vital bagi tubuh manusia, dan berfungsi sebagai penawar dan menetralisir racun, juga mengatur sirkulasi hormon. Apa jadinya bila hati kita sudah tidak berfungsi dengan baik tentunya kita tidak bisa bertahan hidup. Hepatitis merupakan penyakit peradangan hati yang berasal dari kata hepar (hati) dan itis (radang). Penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang. Tepat tanggal 28 Juli 2018 kemarin merupakan hari Hepatitis sedunia ke-9.
Hepatitis virus terdiri dari hepatitis A, B, C, D dan E. Antara hepatitis yang satu dengan yang lainnya tidak saling berkaitan. Jika tidak terdeteksi, 1 dari 4 pengidap akan meninggal karena kanker atau gagal hati. Namun yang paling sering menyerang masyarakat adalah hepatitis A, B, dan C.
Dr. dr Andri Sanityoso, SpPD –KEGH (No.1 dari kiri) foto:dokpri |
Menurut Dr. dr Andri Sanityoso, SpPD –KEGH, Sekretaris Jendral PB Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) penyakit Hepatitis tidak selalu ditandai dengan gejala kuning, tetapi gejala kuning hanya 10% pada tubuh hanya sebagian saja gejala yang bisa terlihat karena 90% penderita tidak terlihat gejalanya.
Foto:istock |
Penyakit hepatitis adalah penyakit menular kronis yg sering disebut dengan silent killer, banyak kasus penderita baru mengetahui dirinya terinfeksi setelah berada pada tahap lanjut atau kronis bahkan sudah terjadi sirosis dan kanker hati. Jika penderita sudah terkena sirosis, maka biaya operasinya mencapai 1 Milyar untuk 1 kasus. Jika sudah harus tranplantasi hati maka biayanya bsa mencapai 5 Milyar. Biaya pengobatannya sangat mahal ya, penting banget kita bisa mendeteksi secara dini penyakit Hepatitis ini dan melakukan pencegahannya.
Virus hepatitis merupakan penyebab terbanyak hepatitis. Ada beberapa penyebabnya yaitu perlemakan, obat-obatan, parasit (malaria, ameba), alkoholik, dan virus lain (dengue, herpes). Indonesia merupakan negara dengan pengidap Hepatitis B nomor 2 terbesar sesudah Myanmar. Virus Hepatitis B telah menginfeksi 2 milyar orang di dunia dan sekitar 240 juta orang merupakan pengidap virus hepatitis B kronis, sedangkan penderita hepatitis C di dunia diperkirakan 170 juta orang dan sekitar 1.500.000 penduduk dunia meninggal setiap tahunnya yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B dan virus Hepatitis C.
Hepatitis A
Hepatitis A adalah penyakit infeksi pada organ hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis A (VHA). Yang penularannya melalui makanan atau minuman yang tercemar virus Hepatitis A yang berasal dari kotoran penderita. Yang biasa terjadi penularan melalui kotoran mulut yaitu Hepatitis A dan E.
Foto:istock |
Gejalanya biasanya muncul 15 – 50 hari (rata-rata 28 hari), setelah mengkonfirmasi makanan yang tercemar virus Hepatitis A. Gejala yang muncul bervariasi dari yang ringan sampai yang berat, dengan ciri-ciri antara lain:
- Demam
- Rasa lemas atau lesu
- Nafsu makan berkurang bahkan tidak nafsu makan
- Mual, muntah
- Nyeri pada perut bagian kanan atas
- Air kencing berwarna teh
- Ikterus, warna kekuningan yang bisa terlihat pada mata dan kulit
- Makin muda usia anak gejala yang muncul umumnya tidak khas atau kadang tidak memberikan gejala.
Hepatitis A bisa dilakukan pencegahan, dengan:
- Makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari bebas dari pencemaran virus Hepatitis A, misalnya dengan memasak sampai mendidih dengan air bersih sebelum dimakan.
- Budayakan perilaku hidup bersih dan sehat, misalnya dengan mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah BAB, dan setelah mengganti popok bayi. Biasakan BAB di jamban yang memenuhi syarat kesehatan.
Pemberian imunisasi Hepatitis A
Untuk Hepatitis A tidak ada pengobatan khusus, pengobatan hanya bersifat simptomatis dan menjaga keseimbangan nutrisi. Segera kunjungi dokter bila mengalami gejala dan tanda Hepatitis A. Minumlah obat yang diberikan dokter, jangan mengobati diri sendiri karena beberapa jenis obat dapat memperburuk keadaan.
Bila positif mengidap Hepatitis A, istirahat yang cukup dan konsumsi makanan bergizi. Rawat inap hanya diperlukan bagi penderita dengan gejala berat misalnya muntah berulang yang menyebabkan tidak bisa makan sehingga kekurangan cairan. Hepatitis A bersifat self limiting atau sembuh sendiri dan tidak menjadi kronis.
Perlunya Deteksi Dini Pada Hepatitis B & C
Hepatitis B dan C adalah suatu penyakit yang menyerang hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B, bersifat akut dan kronik serta dapat mengakibatkan sirosis (pengerasan hati) dan kanker hati. Penularan penyakit Hepatitis B ditularkan melalui darah dan cairan tubuh penderita seperti sperma, air liur, cairan otak.
Bila selama ini penyakit HIV/AIDS sangat menakutkan bagi semua orang, dan ternyata penyakit Hepatitis B 100 kali lebih infeksius dibandingkan HIV/AIDS. Penyakit Hepatitis yang cara penularannya melalui cairan tubuh yaitu Hepatitis B, C, dan D.
Foto:istock |
Setiap orang bisa tertular Hepatitis B, antara lain:
- 95% Hepatitis ditularkan secara vertikal yaitu dari ibu penderita Hepatitis B kepada bayinya, bila tidak terdeteksi lebih awal pada ibu hamil. Penularan dari ibu ke bayi bisa melalui 3 cara yaitu dari kandungan, saat melahirkan atau sesudah melahirkan.
- Bekerja dengan darah dan produk darah (kecelakaan jarum suntik) bisa terjadi pada petugas yang bekerja di rumah sakit.
- Penggun jarum suntik tidak steril atau bergantian. Rentan banget bagi pengguna tato, pisau cukur,nah buat para laki-laki yang suka potong rambut di barbershop ada baiknya membawa peralatan sendiri ya biar lebih aman. Bisa juga terjadi pada pengguna narkoba yang menggunakan jarum suntik. Nah buat para kaum hawa yang suka menicure dan pedicure juga rentan nih dengan peralatan yang tidak steril, saya meni pedi sendiri aja deh dirumah biar lebih aman.
- Jangan membiasakan meminjamkan peralatan pribadi kepada orang lain seperti sikat gigi dan lainnya. Duh ngeri bangetkan tadinya niatnya baik malah gak bangetkan kalau harus ketularan Hepatitis B.
- Sering berganti pasangan, dan pasanga homoseksual. Duh makanya setia dengan satu pasangan aja deh jangan berganti-ganti pasangan, apalagi homoseksual kembali aja deh ke kodratnya.sesuatu yang dilarang Tuhan pasti ada sebabnya.
Sebenarnya penderita Hepatitis B dan C biasanya tanpa gejala atau hanya gejala ringan, antara lain:
- Cepat lelah
- Demam
- Mual, nyeri perut
- Nafsu makan berkurang
dr. Wiendra Waworuntu, M Kes (foto:dokpri) |
Menurut dr. Wiendra Waworuntu, M Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular Langsung, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, 1 dari 10 orang penduduk Indonesia terdeteksi mengidap Hepatitis B.
Pencegahan penyakit Hepatitis B bisa melalui imunisasi Hepatitis B, antara lain:
- Imunisasi aktif, HB O diberikan segera setelah bayi lahir (kurang dari 12 jam), lanjutkan 3 dosis pada usia 2, 3 dan 4 bulan (sesuai dengan program imunisasi nasional).
- Imunisasi pasif (imunoglobulin) diberikan setelah terkontaminasi darah penderita pada bayi baru lahir dari ibu yang menderita Hepatitis B. Imunisasi pada remaja dan dewasa dilakukan setelah tes laboratorium.
Pemerintah sudah meng-cover pemberian vaksin untuk imunisasi secara gratis di Puskesmas hanya untuk ibu hamil. Vaksinasi bisa dilakukan di Puskesmas, beberapa rumah sakit dan dokter praktek swasta.
Tahun 1997 pemerintah telah melakukan upaya pencegahan dengan melakukan imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir secara nasional. Setiap tahun diperkirakan terdapat 120.000 bayi akan menderita hepatitis B dan 95% berpotensi mengalami hepatitis kronis 30 tahun kedepan.
Bagi ibu penderita Hepatitis B sebaiknya melahirkan di pelayanan kesehatan jangan dirumah, dikhawatirkan nantinya akan berceceran darahnya karena bisa menyebabkan penularan.
Bagi penderita Hepatitis B lebih mudah untuk diobati karena ada pencegahan melalui vaksinasi, dimana virus masuk sudah ada anti bodinya sehingga bisa dicegah sehingga bisa mencegah kanker hati. Hepatitis B tidak bisa di sembuhkan tetapi bisa di cegah.
Foto:istock |
Hepatitis C akut adalah infeksi yang terjadi pada 6 bulan pertama. Infeksi ini biasanya tanpa gejala dan jarang yang mematikan. Sekitar 15-45 persen penderitanya berhasil sembuh dari penyakit ini tanpa penanganan khusus. Sebagai informasi ternyata penderita hepatitis C walaupun sudah sembuh tidak boleh donor darah loh, karena masih ada HBsAg yang tidak aktif.
Meski sudah pulih, penderita hepatitis C harus berhati-hati karena tetap memiliki risiko untuk kembali terinfeksi penyakit yang sama. Diagnosis dan Pengobatan Hepatitis C
Apabila ditangani sedini mungkin, kerusakan hati pada penderita hepatitis C dapat dicegah dan dihambat. Sistem kekebalan tubuh umumnya mampu memberantas infeksi dan tidak semua pengidap hepatitis C kronis pasti akan mengalami kerusakan hati.
Menurut data WHO (World Health Organization), sekitar 130-150 juta orang di seluruh dunia mengidap hepatitis C, dan 700 ribu di antaranya meninggal akibat komplikasi penyakit tersebut. Hepatitis C tidak ada vaksinasi sebaiknya melakukan skrining. Hepatitis C akut biasanya bisa sembuh tanpa penanganan khusus. Sementara penderita hepatitis C kronis membutuhkan langkah penanganan melalui obat-obatan antivirus.
Tahun 2022 pemerintah Indonesia menargetkan eliminasi penularan HIV, sifilis Dan Hepatitis B dari ibu hamil ke bayinya. Target saat ini eliminasi Hepatitis C tahun 2030 dan semoga virus penyebab Hepatitis sudah tidak ada lagi.
Bahaya banget ini hepatitis.
ReplyDeleteYokk sama-sama kita cegah hepatitis dari sekarang..
Untuk hidup lebih sehat.
Yukk ia mulai ubah pola hidup sehat
Delete