Sebagian orang mungkin masih awam mendengar kata Indonesia 4.0, ya gak sih! Tapi saya sedikit tercerahkan setelah mengikuti acara bincang santai bersama Obsat dengan narasumber Menteri Perindustrian yaitu Airlangga Hartarto didampingi Eno Bening selaku konten kreator industri kreatif yang di moderator oleh Enda Nasution.
Apa sih Indonesia 4.0 itu?
Indonesia 4.0 adalah sebuah upaya dan strategi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam menghadapi perubahan revolusi industri. Untuk itu, pemerintah pada bulan April 2018 lalu telah meresmikan peluncuran Making Indonesia 4.0 sebagai peta jalan dan strategi Indonesia memasuki era digital yang tengah berjalan saat ini.
Revolusi Industri 4.0 sebagai babak baru yang akan mengubah segala lini kehidupan manusia melalui perkembangan teknologi. Saat ini dunia sedang demam revolusi industri 4.0.
Perkembangan Revolusi pertama terjadi pada sekitar abad 18 yaitu alat tenun tradisional bukan mesin yang terdapat hampir disemua daerah, revolusi kedua dengan ditemukan mobil, lalu revolusi ketiga hadir di periode tahun 90-an sampai dengan saat ini yaitu era komputer. Dan memasuki revolusi ke-empat ini saatnya mesin-mesin berdialog melalui digital printing dan lain-lain, ujar Airlangga.
Untuk peningkatan jumlah penduduk negara kita masuk urutan ketiga setelah Amerika dan India. Perekonomian berubah sekitar 260 juta dari ekonomi domestik, atau sekitar 55% tergantung dari ekonomi domestik dan target lainnya melalui investasi.
Indonesia kini juga sudah masuk perekonomian peringkat 16 dunia, dan Indonesia menajdi salah satu kekuatan ekonomi dunia. Harapan kita semua semoga bisa meningkat ke-7 besar di tahun 2030 mendatang.
Di negara kita ada sekitar 84 jenis industri, namun hanya 5 sektor industri saja yang terpilih karena merupakan sektor yang 80 persen diperdagangkan di dunia, antara lain:
- Makanan dan minuman
- Tekstil atau pakaian
- Otomotif
- Elektronik
- Kimia
Apa saja sih strategi yang telah dilakukan para negara lain menuju revolusi industri 4.0 ini?
Amerika menerapkan sistem inovation radikal yaitu melakukan berbagai inovasi dengan adanya pekerjaan yang terus berganti dan sistem yang terus berubah. Kalau negara Cina sebagai negara yang cepat sekali pertumbuhan industrinya mereka mengandalkan kecepatannya.
Negara eropa atau Jerman lebih mengutamakan sistem science. Negara Jepang dan Korea Selatan lebih mengutamakan kemampuan skill mereka yang besar, karena Jepang dikenal dibidang elektroniknya, dan Korea Selatan juga terkenal dengan kosmetik, herbal dan pharmaceutical.
Lalu kita Indonesia memiliki empowering human talent, itu yang harus kita kembangkan.
Potensi Generasi Millenial
Indonesia termasuk negara young generationnya besar, dan itu bisa jadi kekuatan karena pertumbuhannya tinggi. 3 kunci utama yang harus dikuasai generasi millenial agar bisa sukses di era mendatang dalam rangka menyambut Indonesia 4.0 antara lain harus bisa menguasai bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya, harus bisa menguasai statistika atau bagaimana cara membaca data, dan juga harus menguasai coding yaitu cara membuat suatu program.
Eno Bening merupakan contoh salah satu generasi millenial yang produktif yang banyak beraktiitas di sektor industri digital yaitu di youtube, sebagai seorang sebagai content creator saat ini tentu saja merupakan dampak positif dari revolusi Industri 4.0.
Smartphone juga menjadi salah satu industri paling inovatif. Salah satu brand smartphone terkenal yaitu apple telah membuka academy, pertama di Indonesia lalu di Brazil dan Italy. mendatang akan membuka 3 cabang lagi di Indonesia yaitu di pulau jawa dan dua lainnya di luar pulau jawa.
Program santripreneur juga merupakan program yang diterapkan pada generasi millenial yang ada di pesantren dengan memanfaatkan ekonomi digital, antara lain dengan sistem pembelajaran animasi, pelatihan-pelatihan, bantuan peralatan dan juga memberikan akses kepada pasar.
Nah sudah siapkah kita memasuki Revolusi Industri 4.0, harus siap kalau ingin maju. Makanya kita harus berani berubah dan mau terus belajar. Revolusi Industri 4.0 tidak akan berjalan dengan sukses bila generasi mudanya masih santai dan asyik sendiri dengan segala fasilitas yang ada tanpa ada keinginan untuk menciptakan kreatifitas dengan menghasilkan karya-karya inovatif.
Mari kita maju bersama untuk turut mengembangkan perekonomian negeri dengan kemampuan yang kita punya dengan terus berinovasi agar dapat bersaing ditengah perkembangan teknologi.
The era of digital technology was the first step for the development of the country in this direction. Such changes were quite predictable.
ReplyDelete