Kehadiran teknologi di era digital memudahkan kita
dalam beraktifitas, dan telah menjadi bagian dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tidak memandang gender dan usia, tua muda bahkan anak-anak pun telah mengenal internet
dengan segala kebutuhannya.
Kita bekerja dan bersosialisasi juga sudah jarang
lagi yang hanya mengandalkan pertemuan secara langsung, untuk memudahkan
sekarang segala aktifitas pekerjaan dilakukan dengan bantuan teknologi, bahkan anak-anak
balita sudah diperkenalkan dengan dunia digital melalui permainan.
Kita sebagai orang tua tidak bisa membendung arus
kemajuan teknologi, karena teknologi dicipta kan untuk membantu meringankan
pekerjaan manusia. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Disetiap teknologi
pasti ada sisi positif dan negatifnya.
Tugas kitalah sebagai orang tua untuk
mengawasi intensitas anak-anak kita dalam mengakses internet, jangan sampai
mereka melihat konten-konten negatif yang terkadang sangat mudah menyebar
melalui sharing yang biasa dilakukan oleh keluarga dekat, teman dekat dengan
indikasi karena mereka perduli pada kita, padahal belum tentu berita yang
mereka share benar, bisa jadi hanya hoax.
Kita mesti pintar dan cerdas untuk
menghentikan segala pemberitaan yang belum tentu kebenarannya dengan memutus
share berita tersebut.
Anak-anak yang kita kenal sebagai “digital-native”
dimana sejak kelahiran mereka telah terpapar oleh gencarnya perkembangan dunia
digital, sehingga mereka sangat fasih belajar tentang perkembangan internet,
animasi, komputer dan segala yang terkait dengan teknologi.
Walaupun masih ada
kesenjangan digital diantara anak remaja di daerah dan perkotaan, kita harus
melakukan usaha keras untuk melakukan perlindungan pada anak-anak dari pengaruh
negatif dari internet. Dengan banyaknya konten negatif yang memungkinkan
anak-anak kita terpapar kasus cyberbullying, adiksi pornografi, adiksi online
games, cybercrime serta isu-isu lain yang terus berkembang bersama semakin
berkembangnya dunia digital.
SEJIWA , ICT Watch dan Ecpat Indonesia sebagai
anggota dari ID-COP (Indonesia Child Online Protection) melakukan kolaborasi
untuk hadir di sekolah-sekolah dibeberapa kota untuk mengadakan program
pengembangan kapasitas literasi digital “Smart School Online” bagi para guru
atau orang tua serta siswa terdidik, agar mereka mampu mendampingi dan
melindungi anak-anak di era digital. Program ini merupakan “Pilot Project” yang
akan dimulai di awal tahun 2018, dimana Google telah memberikan kontribusinya
dalam mendukung pelaksanaan program ini.
Slogan dari program SSO adalah “Aku
Metizen Unggul” dimana anak-anak menjadi target utama yang diharapkan menjadi
pengguna internet yang mampu menggunakannya untuk hal-hal yang positif.
Kegiatan ini juga menjadi salah satu program dari “Siberkreasi” yaitu gerakan nasional
literasi digital, yang merupakan program multi-stakeholders untuk mempromosikan
kondisi ideal masyarakat digital Indonesia dalam penggunaan internet dengan
bijak.
Anak-anak juga patut dilibatkan dalam mengisi
dunia maya dengan konten-konten positif, karena mereka lahir di era digital dan
punya banyak ide bagaimana pemerintah dan para pendidik bisa lebih melindungi
mereka dari dampak negatif di internet, ungkap bapak Dr. Sukiman, MPd selaku
Direktur Bindikel (Pembinaan Pendidikan Keluarga) Kemdikbud.
Bapak Semuel Abrijani Pangerapan selaku Direktur
Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo, menyampaikan internet baru bisa
bermanfaat jika kita semua sebagai penggunanya dapat turut berpartisipasi dalam
menjaga internet agar tetap positif.
Untuk itu kita bersama membentuk “Gerakan
Nasiona Literasi Digital Siberkreasi” agar dapat mendorong seluruh warganet
berkreasi untuk menciptakan konten-konten positif di internet, sehingga bersama
dapat meminimalisir dampak negatif di internet.
Tips menjaga anak-anak tetap aman di dunia maya:
- Masuklah ke dunia online mereka, keterlibatan kita sebagai orang tua di kehidupan online anak-anak sangat penting mengingat anak-anak sangat akrab dengan internet. Selayaknya kita mengenal lingkup gerak mereka, pastikan juga kita mengenal ‘taman bermain’ mereka yang lain. Pastikan juga mereka berselancar di dunia maya dengan aman.
- Buatlah aturan, kebebasan yang tak ada batasnya dalam kegiatan online akan membawa dampak buruk bagi anak-anak. Buatlah aturan waktu kapan anak boleh mengakses internet dan tentukan situs-situs apa saja yang boleh mereka kunjungi. Kenali situs yang aman untuk usianya.
- Beritahu anak untuk melindungi privasi, anak-anak tidak sepenuhnya sadar mengenai konsekuensi mengumbar informasi pribadi. Beritahu anak untuk tidak sembarangan memberikan informasi pribadi kepada orang asing atau orang yang baru dikenalnya lewat media internet.
- Tempatkan komputer atau laptop diarea umum agar memudahkan kita untuk memonitor penggunaannya.
Kemajuan teknologi tidak bisa dibendung, kita
sebagai orang tua harus bisa memilah dan mengajarkan anak-anak kita untuk
menggunakan teknologi khususnya internet dengan baik.
Yukk jadi pengguna sosial media yang cerdas, stop
konten-konten negatif, dan kita wajib cek dan ricek sebelum share postingan.
Bila
menemukan konten negatif bisa banget dicegah penyebarannya dengan adukan ke aduankonten@mail.kominfo.go.id
Saring dulu sebelum share, setuju!
thanks remindernya mba utk saring dulu sebelum sharing :)
ReplyDeleteSama2 teh Kania ...trims sudah mampir 😊
Deleteintinya saling menjaga persatuan NKRI, jgn menyebar kebencian. ya kan gan?
ReplyDeleteIntinya perhatian orangg tua paling utama, walaupun kelihatannya kita cuek tapi dibelakang itu kita harus terus memperhtikan tindak tanduk anak kita. jangan sampai lengah.
ReplyDelete