Setiap
orang tua pasti memiliki keinginan yang sama yaitu dapat memberikan yang
terbaik untuk anaknya dalam segala hal, sehingga anak bisa jadi lebih baik dari
kita sebagai orang tuanya.
Pernah saya melihat ada seorang ibu yang selalu
berkata kasar pada anaknya, anak tidak mempunyai hak berbicara. Miris saya
mendengarnya, ingin rasanya saya meraih anaknya tapi apa daya saya tidak mampu
melakukan itu, bisa-bisa sang ibu bisa lebih marah disangkanya saya turut
campur urusan pribadi dia. Memperlakukan anak dengan cara keras sudah bukan
zamannya lagi bu, mungkin dulunya sang ibu mendapat perlakuan yang sama dari
orang tuanya sehingga ia melakukan hal yang sama pada anaknya.
Kita sebagai
orang tua harus bisa mendalami kehidupan sang anak, sehingga kita sebagai orang
tua harus bisa berperan sebagai orang tua, kakak, teman kepada sang anak tanpa
harus menghilangkan peran kita sebagai orang tua, sehingga anak akan merasa
nyaman bercerita kesehariannya tanpa ada rasa segan atau takut.
Narasumber (foto:dokpri) |
Belum lama ini saya menghadiri seminar parenting
bersama SGM yang banyak mengulik bagaimana peran kita sebagai orang tua agar
bisa mempersiapkan buah hati kita menjadi generasi maju. Acara dipandu oleh Cipan (Cici Panda) seorang presenter
dan selebrity, dan sebagai narasumbernya seorang Psikolog anak dan keluarga
yaitu ibu Anna Surti Ariani, S.Psi.,
M.Si., Psi. Yang lebih akrab dengan panggilan ibu Nina. Parenting seminar bertema
"Peran Orangtua dalam Mengembangkan
Kemampuan si Kecil menjadi Anak Generasi Maju" dan juga sekaligus
peluncuran website www.akuanaksgm.co.id
foto:dokpri |
Ibu Nina mengatakan “Pada masa awal kehidupan
inilah, orang tua harus selalu mendampingi si kecil dengan melakukan berbagai
aktivitas dan menerapkan pola asuh yang tepat. Kita sebagai orang tua harus
ingat bahwa menjadi anak generasi maju ada 3 kondisi yang harus dipenuhi yaitu,
si anak harus sehat dan kebutuhan nutrisinya tercukupi dengan baik, anak juga
perlu mengembangkan keterampilan berpikir dan kreatifitasnya dan juga
perkembangan emosinya diharapkan baik sehingga anak bisa jadi percaya diri dan
mandiri.”
Tahap tumbuh kembang anak berbeda-beda, keterampilan
sosial anak juga sesuai dengan usianya sbb:
Anak usia 1 – 3 tahun:
- Bermain bersebelahan dengan temannya.
- Tidak banyak bicara dengan teman disebelahnya, karena cara bicaranya belum terasah.
- Kadang saling meniru dengan teman tapi tidak main bersama, adanya interaksi dengan temannya.
- Mungkin memukul ketika marah tanpa sadar akibatnya, mengekpresikan dirinya belum tepat.
- Kadang takut dengan orang yang jarang ditemui. Contohnya ketika si kecil bertemu dengan neneknya yang jarang bertemu. Si kecil terlihat takut sehingga terkadang sang nenek memarahi kita sebagai orang tuanya yang terkesan tidak mengajari si kecil untuk mengenal neneknya, padalah hal itu terjadi karena si kecil jarang bertemu.
Anak usia 4 – 6 tahun:
- Lebih suka bermain bersama teman daripada orang tuanya.
- Lebih bisa mengontrol diri tidak lagi meledak-ledak emosinya.
- Bisa bergiliran dan sudah bisa bekerjasama dan mulai eksplorasi.
- Senang kumpul, humor dan berimajinasi.
- Berusaha menyenangkan orang lain dan takut dihukum.
foto:dokpri |
foto:dokpri |
Anak yang mudah bersosialisasi adalah salah satu
cara anak bisa menjadi generasi maju, agar si kecil mampu bersosialisasi
pastikan memiliki hal-hal berikut:
- Tubuh sehat, dengan nutrisi yang tercukupi.
- Cerdas, sehingga si kecil mampu berimajinasi.
- Emosi baik, sehingga anak mampu mandiri.
Ibu Nina juga memberikan solusi agar kedekatan si
kecil dengan orangtua terus berkembang kita sebagai orang tua dapat melakukan
hal-hal sbb:
- Kita sebagai orang tua harus sensitif pada kebutuhan si kecil.
- Kita harus lebih sering saling menatap mata, dan saling memeluk untuk mempererat kedekatan dengan si kecil.
- Berikan kesempatan si kecil untuk bermain sendiri.
- Jangan pernah berbohong pada si kecil karena kita harus bicara yang sebenarnya pada anak.
- Bersabarlah menghadapi sifat dan perilaku si kecil.
foto:dokpri |
Kita sebagai orangtua pasti menginginkan anak-anak
kita sehat, supel, kreatif dan mandiri sebagai generasi maju. Tentunya kita
juga harus peka terhadap kondisi si kecil kita, antara lain:
- Segera berikan tanggapan ketika si kecil menangis. Gendong dan ayun perlahan atau ucapkan kata-kata yang menenangkan buat si kecil. Tiap menangis bukan berarti lapar, pada anak usia 1 – 2 bulan tangisan pada si anak sudah mulai terlihat berbeda artinya.
- Berikan aturan sebelum melakukan aktifitas.
- Tepati janji yang sudah dilakukan pada si kecil.
- Dengarkan dengan seksama dan ikut menanggapi ketika si kecil berceloteh.
Sebagai orang tua pastinya kita akan senang sekali
jika si kecil sudah mandiri sesuai tahapan usianya. Kemandirian yang sudah bisa
dilakukan si kecil pada usia 1 tahun seperti sudah dapat menyebut nama sendiri,
makan sendiri makanan yang dipegang jarinya, dan memilih mainan sendiri.
Sedangkan kemandirian pada si kecil usia 2 tahun seperti mengatakan ingin buang
air, makan dengan sendok walaupun belum rapi, mulai bisa membereskan mainan.
Jangan
terlalu sering memakaikan popok sekali pakai pada si kecil ketika dirumah,
memang sih agak merepotkan tapi bisa melatih kesensitifan si kecil agar ia bisa
merasakan ketika celananya basah.
foto: dokpri |
kemandirian yang perlu kita dukung antara lain
dengan memberikan kesempatan si kecil untuk mencoba dan kita apresiasikan
dengan memberikan pujian ketika si kecil berhasil.
Saya senang banget loh bisa
hadir di seminar parenting ini karena banyak sekali ilmu dan pengalaman yang
saya dapat yang nantinya bisa saya terapkan pada buah hati saya.
Banyak
informasi yang sangat bermanfaat yang bisa kita dapatkan melalui tiga pilar
utama yaitu pilar nutrisi, edukasi dan parenting dalam mendukung si kecil
menjadi anak generasi maju.
No comments:
Post a Comment
Mohon jangan berkomentar SPAM, terimakasih.