Monday, 7 August 2017

Sarihusada: Peran Orang Tua Dalam Mempersiapkan Si Kecil Menjadi Anak Generasi Maju


Sarihusada: Peran Orang Tua Dalam Mempersiapkan Si Kecil Menjadi Anak Generasi Maju



Setiap orang tua pasti memiliki keinginan yang sama yaitu dapat memberikan yang terbaik untuk anaknya dalam segala hal, sehingga anak bisa jadi lebih baik dari kita sebagai orang tuanya.

Pernah saya melihat ada seorang ibu yang selalu berkata kasar pada anaknya, anak tidak mempunyai hak berbicara. Miris saya mendengarnya, ingin rasanya saya meraih anaknya tapi apa daya saya tidak mampu melakukan itu, bisa-bisa sang ibu bisa lebih marah disangkanya saya turut campur urusan pribadi dia. Memperlakukan anak dengan cara keras sudah bukan zamannya lagi bu, mungkin dulunya sang ibu mendapat perlakuan yang sama dari orang tuanya sehingga ia melakukan hal yang sama pada anaknya. 
Kita sebagai orang tua harus bisa mendalami kehidupan sang anak, sehingga kita sebagai orang tua harus bisa berperan sebagai orang tua, kakak, teman kepada sang anak tanpa harus menghilangkan peran kita sebagai orang tua, sehingga anak akan merasa nyaman bercerita kesehariannya tanpa ada rasa segan atau takut.


Narasumber (foto:dokpri)

Belum lama ini saya menghadiri seminar parenting bersama SGM yang banyak mengulik bagaimana peran kita sebagai orang tua agar bisa mempersiapkan buah hati kita menjadi generasi maju. Acara dipandu oleh Cipan (Cici Panda) seorang presenter dan selebrity, dan sebagai narasumbernya seorang Psikolog anak dan keluarga yaitu ibu Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi. Yang lebih akrab dengan panggilan ibu Nina. Parenting seminar bertema "Peran Orangtua dalam Mengembangkan Kemampuan si Kecil menjadi Anak Generasi Maju" dan juga sekaligus peluncuran website www.akuanaksgm.co.id 


foto:dokpri

Ibu Nina mengatakan “Pada masa awal kehidupan inilah, orang tua harus selalu mendampingi si kecil dengan melakukan berbagai aktivitas dan menerapkan pola asuh yang tepat. Kita sebagai orang tua harus ingat bahwa menjadi anak generasi maju ada 3 kondisi yang harus dipenuhi yaitu, si anak harus sehat dan kebutuhan nutrisinya tercukupi dengan baik, anak juga perlu mengembangkan keterampilan berpikir dan kreatifitasnya dan juga perkembangan emosinya diharapkan baik sehingga anak bisa jadi percaya diri dan mandiri.”
Tahap tumbuh kembang anak berbeda-beda, keterampilan sosial anak juga sesuai dengan usianya sbb:

Anak usia 1 – 3 tahun:
  • Bermain bersebelahan dengan temannya.
  • Tidak banyak bicara dengan teman disebelahnya, karena cara bicaranya belum terasah.
  • Kadang saling meniru dengan teman tapi tidak main bersama, adanya interaksi dengan temannya.
  • Mungkin memukul ketika marah tanpa sadar akibatnya, mengekpresikan dirinya belum tepat.
  • Kadang takut dengan orang yang jarang ditemui. Contohnya ketika si kecil bertemu dengan neneknya yang jarang bertemu. Si kecil terlihat takut sehingga terkadang sang nenek memarahi kita sebagai orang tuanya yang terkesan tidak mengajari si kecil untuk mengenal neneknya, padalah hal itu terjadi karena si kecil jarang bertemu.

Anak usia 4 – 6 tahun:
  • Lebih suka bermain bersama teman daripada orang tuanya.
  • Lebih bisa mengontrol diri tidak lagi meledak-ledak emosinya.
  • Bisa bergiliran dan sudah bisa bekerjasama dan mulai eksplorasi.
  • Senang kumpul, humor dan berimajinasi.
  • Berusaha menyenangkan orang lain dan takut dihukum.

foto:dokpri

foto:dokpri

Anak yang mudah bersosialisasi adalah salah satu cara anak bisa menjadi generasi maju, agar si kecil mampu bersosialisasi pastikan memiliki hal-hal berikut:
  • Tubuh sehat, dengan nutrisi yang tercukupi.
  • Cerdas, sehingga si kecil mampu berimajinasi.
  • Emosi baik, sehingga anak mampu mandiri.

Ibu Nina juga memberikan solusi agar kedekatan si kecil dengan orangtua terus berkembang kita sebagai orang tua dapat melakukan hal-hal sbb:
  1. Kita sebagai orang tua harus sensitif pada kebutuhan si kecil.
  2. Kita harus lebih sering saling menatap mata, dan saling memeluk untuk mempererat kedekatan dengan si kecil.
  3. Berikan kesempatan si kecil untuk bermain sendiri.
  4. Jangan pernah berbohong pada si kecil karena kita harus bicara yang sebenarnya pada anak.
  5. Bersabarlah menghadapi sifat dan perilaku si kecil.


foto:dokpri

Kita sebagai orangtua pasti menginginkan anak-anak kita sehat, supel, kreatif dan mandiri sebagai generasi maju. Tentunya kita juga harus peka terhadap kondisi si kecil kita, antara lain:
  1. Segera berikan tanggapan ketika si kecil menangis. Gendong dan ayun perlahan atau ucapkan kata-kata yang menenangkan buat si kecil. Tiap menangis bukan berarti lapar, pada anak usia 1 – 2 bulan tangisan pada si anak sudah mulai terlihat berbeda artinya.
  2. Berikan aturan sebelum melakukan aktifitas.
  3. Tepati janji yang sudah dilakukan pada si kecil.
  4. Dengarkan dengan seksama dan ikut menanggapi ketika si kecil berceloteh.


Sebagai orang tua pastinya kita akan senang sekali jika si kecil sudah mandiri sesuai tahapan usianya. Kemandirian yang sudah bisa dilakukan si kecil pada usia 1 tahun seperti sudah dapat menyebut nama sendiri, makan sendiri makanan yang dipegang jarinya, dan memilih mainan sendiri. Sedangkan kemandirian pada si kecil usia 2 tahun seperti mengatakan ingin buang air, makan dengan sendok walaupun belum rapi, mulai bisa membereskan mainan. 
Jangan terlalu sering memakaikan popok sekali pakai pada si kecil ketika dirumah, memang sih agak merepotkan tapi bisa melatih kesensitifan si kecil agar ia bisa merasakan ketika celananya basah.

foto: dokpri

kemandirian yang perlu kita dukung antara lain dengan memberikan kesempatan si kecil untuk mencoba dan kita apresiasikan dengan memberikan pujian ketika si kecil berhasil. 
Saya senang banget loh bisa hadir di seminar parenting ini karena banyak sekali ilmu dan pengalaman yang saya dapat yang nantinya bisa saya terapkan pada buah hati saya.




Banyak informasi yang sangat bermanfaat yang bisa kita dapatkan melalui tiga pilar utama yaitu pilar nutrisi, edukasi dan parenting dalam mendukung si kecil menjadi anak generasi maju.

No comments:

Post a Comment

Mohon jangan berkomentar SPAM, terimakasih.