Muffest 2017, Meningkatkan Fashion Muslim Lokal Menuju Pasar Dunia

Bila membahas mengenai busana muslim atau pun fashion lainnya mampu memberikan energi lebih buat saya, karena akan selalu menarik untuk dibahas dan gak ada matinya. Penduduk Indonesia yang mayoritas muslim membuat bisnis busana muslim kian waktu semakin berkembang, baik dari sisi perkembangan fashionnya maupun jumlah konsumennya.

Tidak bisa dipungkiri dengan makin banyaknya para public figure yang menggunakan busana muslimah tentunya semakin banyak menarik minat masyarakat luas untuk mengikuti perkembangan fashion muslim, dari sekedar ikutan trend sesaat sampai yang benar-benar dari hati karena mendapatkan hidayah, subhanallah J

Talkshow para desainer yang tergabung dalam Indonesian Fashion Chamber (foto:dokpri)

Kamis (6/4/2017) Indonesian Fashion Chamber (IFC) bersama Dyandra Promosindo kembali mengadakan event Muslim Fashion Festival (Muffest) 2017. Pagelaran kali ini diadakan untuk yang  kedua kalinya, dan saya sangat antusias sekali karena pada event kali ini lebih nyaman karena berada di dalam gedung Jakarta Convention Center (JCC) tepatnya di Assembly Hall. Pada Muffest 2017 ini IFC juga menggandeng community partner yaitu HijabersMom Community dan Hijabers Community, event ini juga mempertemukan para pelaku industri fashion muslim nasional dan internasional.

Rancangan para desainer (foto:dokpri)

Sektor industri modest wear saat ini memang menjadi perhatian global, bahkan fashion muslim ini mengalami perkembangan pesat seiring dengan misi Pemerintah untuk menjadikan negara kita sebagai sentra fashion muslim dunia di tahun 2020, karena produk busana muslim dinilai sebagai komoditas yang potensial untuk menguasai pasar lokal serta merambah pasar internasional.

Bapak Deden Siswanto, Project Director Muffest 2017 menegaskan, ajang Muffest kali ini mengarahkan pada meningkatkan kompetensi produk fashion muslim Indonesia agar dapat bersaing di pasar global, sekaligus memasarkan keunggulan busana muslim Indonesia yang diarahkan pada ready to wear craft fashion dengan mengoptimalkan kekayaan budaya lokal yang mengacu pada Indonesia Trend Forecasting.

Fashion show karya desainer Anggia (foto:dokpri)

Pada ajang muffest 2017 ini melibatkan 200 desainer dan 150 brand. Ditahun kedua penyelenggaraan muffest ini akan ditampilkan rangkaian fashion show yang menyajikan keragaman karya desainer dan brand fashion muslim di Indonesia sesuai Indonesia Trend Forecasting (Muslim Fashion Trend) 2017 – 2018, dengan mengusung konsep “Digitarian: Smart, Young & Ethical Generation”

Fashion show karya desainer Nuniek Mawardi & Astri Lestari (foto:dokpri)

Pada ajang muffest 2017 tidak saja menghadirkan rancangan para desainer senior, namun juga para desainer muda sebagai generasi penerus untuk menawarkan warna baru dalam ranah fashion muslim d Tanah Air. Para desainer memberikan karakter rancangan yang beragam ada gaya konvensional, kontemporer dan syar’i. 

Para desainer tersebut antara lain Irna Mutiara, Hannie Hananto, Monika Jufry, Najua Yanti, Nuniek Mawardi, Sofie, Barli Asmara, Rani Hatta, Astri Lestari, Khanaan Shamlan, Rosie Rahmadi, Oki Setiana Dewi dan Annisa Hasibuan. Serta sejumlah desainer yang tergabung dalam asosiasi Indonesian Fashion Chamber (IFC), Hijabersmom Community, Ikatan Perancang Busana Muslim Indonesia, Indonesia Modest Fashion Designer, Islamic Fashion Institute, serta partisipasi desainer dari Uni Emirat Arab dan Turki.

Beberapa koleksi rancangan desainer muda Soraya Karim (foto:dokpri)

Saya sempat berbincang sebentar dengan desainer muda yaitu Soraya Karim ketika mengunjungi standnya. Soraya memperkenalkan karya premium terbarunya pada ajang Muffest 2017 yang bertema The Lovely Taj Mahal yang terinspirasi dari keindahan Taj Mahal, rancangannya sangat detail. Soraya merupakan penyanyi religi soundtrack sinetron, ketertarikannya pada dunia fashion berawal karena sering melihat sang kakak yaitu Poppy Karim yang sudah lebih dulu mengeluti dunia fashion.

Stand desainer senior Itang Yunasz & artis Delia Septianti (foto:dokpri)

Selain fashion show yang diadakan para desainer untuk memperkenalkan rancangannya, area exhibition (pameran dagang) merupakan favorite saya, karena disini saya bisa melihat berbagai macam koleksi busana muslim terlengkap yang bisa membuka wawasan saya tentang berbagai produk fashion yang tentu saja bisa memanjakan mata saya juga plus bisa jadi wacana saya dalam memilih busana muslim yang saya inginkan, jadi laper mata hehe

exhibition area (foto:dokpri)

Stand brand hijab Elhijab & Zoya (foto:dokpri)

Muffest bukan sekedar fashion event melainkan sebagai fashion movement yang mensosialisasikan kebanggaan kita terhadap produk lokal, serta bisa meningkatkan kepedulian sosial dan lingkungan hidup. Selain fashion show dan pameran produk fashion muslim juga ada kegiatan presscon dari para brand, talk show, seminar dan kompetisi yang turut memeriahkan ajang Muffest 2017.

Stand Si.Se.Sa yang selalu ramai pengunjung (foto:dokpri)

Yang cukup menarik perhatian saya dari sekian brand desainer yang turut serta dalam area exhibition yaitu brand Si.Se.Sa yang merupakan second line dari desainer busana muslim senior ibu Merry Pramono yang merupakan brand dengan busana syar’i ready to wear yang deluxe. Salah satu ciri khas pada khimar brand Si.Se.Sa yang membuatnya terkesan mewah dan elegan yaitu adanya aksen kristal-kristal swarovski, sehingga memancarkan kecantikan tersendiri untuk wanita yang memakainya. sehingga bisa mengurangi penggunaan aksesoris tambahan seperti kalung atau yang lainnya.

Di stand Si.Se.Sa ini selalu tampak ramai dipenuhi pengunjung, produknya laris manis. Walaupun kisaran harganya lumayan tinggi. Dalam sebulan bisa produksi dari 5000 – 10.000 pcs busana, limited edition untuk tiap modelnya. Brand Si.Se.Sa sepertinya bisa menjawab kebutuhan para pecinta busana muslim syar’i yang menginginkan tampil tertutup namun tetap terlihat chic, classy dan bergaya.

Ibu Merry Pramono mendampingi kedua putrinya pada presscon koleksi terbaru "PopNimes" (foto:dokpri)

Pada ajang Muffest 2017 ini ibu Merry Pramono bersama putri-putrinya mengeluarkan koleksi terbaru yang berbahan denim bertema "PopNimes" yang merupakan  akronim dari Poppies dan De Nimes atau Denim. Dalam koleksi ini Si.Se.Sa akan memberikan kejutan bahwa busana syar'i ternyata dapat memakai bahan denim. Namun Si.Se.Sa memakai bahan denim khusus yang tipis dan adem, cocok untuk pemakaian busana syar'i di Jakarta yang mempunyai iklim tropis, dengan teknik washed sehingga bahan denim sempurna: kuat, tahan lama, tipis dan tidak panas.

Mba Lenny Agustin, desainer sekaligus sebagai salah satu panitia Muffest 2017 yang tergabung dalam Indonesian Fashion Chamber (IFC) mengatakan, fashion muslim ciri khasnya Indonesianya harus kuat, agar tidak perlu khawatir terhadap gempuran produk luar. Pangsa pasar busana muslim sangat besar di Indonesia, kita harus bisa jadi tuan rumah di negeri sendiri agar kuat berkompetisi di negeri orang. Dalam event ini mba Lenny berharap dapat memicu generasi baru serta bisa memberikan kreatifitas untuk para desainer muda. Memasukan unsur kebudayaan Indonesia pada karya-karya desainer akan memperkuat brand-brand Indonesia agar bisa sekuat brand-brand internasional.

Welfie bareng idolaku mba Lenny Agustin (foto:dokpri)