Friday, 3 February 2017

Tips Jitu Menulis Reportase ala Blogger


Tips Jitu Menulis Reportase ala Blogger


Pertama kali saya mengenal dunia bloging menulis sesuka saya, malah terkesan seperti buku diary online saya, iya karena cuma berpindah tempat saja dari buku diary ke komputer. Dan kini ketika blog saya berpindah fungsi yang terkadang dimanfaatkan sebagai lahan pekerjaan dari cara penulisan pun otomatis berubah tapi tetap dengan karakter saya sendiri.




Ketika saya berani menyebut diri saya seorang blogger, maka saya pun berusaha menulis dengan lebih baik lagi. Ketika mendapat undangan untuk belajar menulis reportase ala blogger saya antusias sekali, setidaknya saya bisa mendapat ilmu lebih yang bisa saya terapkan di blog saya. Mendengar kata reportase terkesan professional sekali ya seperti jurnalis, tapi karena kita blogger ya menulisnya tetap ala blogger.

Sabtu (28/01/2017) saya bersama rekan blogger lainnya berkumpul di Wisma Riat di daerah Cikoko Pancoran di Selatan Jakarta, untuk menimba ilmu dari seorang Ani Berta (Co Founder Blogger Reporter Indonesia), seorang blogger senior yang tidak pernah pelit untuk berbagi ilmunya kepada para blogger newbie yang ingin belajar menjadi lebih baik lagi cara menuliskan kontennya.


Hani S. (foto:dokpri)



Acara dimulai oleh si teteh imut Hani S. yang bertugas sebagai MC, teh Hani mengatakan ini adalah acara in house pertama yang diadakan. Wah senangnya saya diberikan kesempatan bisa ikutan acara sekeren ini yang sarat dengan ilmu. Sebelum teh Ani memberikan materi para blogger peserta diberikan cemilan aneka kue jajanan pasar yang lucu-lucu bentuknya.


Para Narasumber (Mas Hazmi, Teh Ani dan Mas Vidy) foto:Dokpri

Sebenarnya apa sih reportase itu?

Reportase adalah kegiatan mengumpulkan informasi yang diliput sesuai kejadian, data, survey dan pernyataan-pernyataan narasumber atau khalayak ramai. Berdasarkan fakta yang dilihat, didengar dan disaksikan pada kegiatan liputan. Reportase bisa dituangkan dalam bentuk laporan langsung atau berupa tulisan. Misalnya live streaming, berita online, televisi atau media cetak. Pada dasarnya reportase tulisan tidak boleh memasukkan opini, harus ikut pakem jurnalis.


BLOGGER BUKAN MEDIA

Saya pernah diajak teman blogger menghadiri sebuah acara di sebuah kedutaan asing, karena waktu itu undangannya bukan dapat dari kalangan blogger tapi teman saya itu mendaftar disebuah aplikasi kedutaan tersebut, ketika saya tanya nanti kita bilang dari mana, teman saya itu dengan pedenya bilang aja dari media, tersebutlah media online yang banyak juga diikuti oleh para blogger tersebut. tetapi saya sempat mikir buat apa saya harus mengaku dari media kalau memang saya blogger, alhasil saya pun menolak datang ke acara tersebut walaupun saya sudah mendapat konfirmasi dari kedutaan asing tersebut by email.

Ketika teh Ani sempat mengatakan, kita sebagai blogger jangan mengaku sebagai media, jangan saling menjatuhkan dengan intonasi bicara yang tegas, saya jadi teringat kejadian tersebut. Untung saya tidak melakukan itu hehe..

Blogger itu harus bisa menjadi diri kita sendiri, ketika menghadiri suatu acara usahakan selalu datang tepat waktu, kalau bisa saya selalu menyempatkan hadir satu atau setengah jam lebih awal dari waktu yang ditentukan. Ketika ada kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, sebisa mungkin kita sebagai blogger jangan mendominasi, hargai pihak lain yang hadir juga untuk mengajukan pertanyaan (seandainya dalam acara kita diundang bareng media). Berikan kesempatan jurnalis untu bertanya juga, setelah itu baru blogger boleh bergantian mengajukan pertanyaan lagi.

Sebagai blogger ketika kita mengajukan wawancara dengan narasumber yang merupakan korban pemerkosaan atau yang mengalami peristiwa yang menyebabkan rasa traumatik, kita dalam mengajukan pertanyaannya tidak boleh membangkitkan rasa trauma mereka, lakukan dulu pendekatan secara personal hingga akhirnya membuat narasumber merasa nyaman.

Kelebihan blogger adalah dalam memberikan reportase kita tidak sepenuhnya terikat pakem jurnalistik tapi kita bisa menuliskannya dengan bahasa kita sendiri tapi tetap dengan bahasa yang baik. Dalam menuliskan reportase juga kita tidak dibatasi, kita bisa menceritakan laporan secara detail dan bisa menambahkan reportase kita dengan tambahan foto atau video agar lebih menarik pembaca blog kita. Sebagai blogger kita harus bisa self editor, mengedit sendiri tulisan kita dengan versi kita sendiri. Setelah reportase kita selesai kita juga harus bisa mempromosikan tulisan kita(self promote) agar lebih banyak lagi orang yang membaca blog kita, caranya kita bisa share link tulisan kita ke berbagai social media kita seperti facebook, twitter, grup komunitas, bahkan di halaman akun kita sendiri, dan jangan lupa untuk mention ke pihak penyelenggara agar database kita tersimpan, kemudian hari kita ada kesempatan untuk diundang lagi di acara selanjutnya.


Perlengkapan reportase (foto:dokpri)

Dalam menjalankan kegiatan kita sebagai blogger ketika diundang sebuah acara jangan lupa untuk membawa perlengkapan reportase kita antara lain:
  1. Notes dan pen, usahakan selalu ada ditas kita yang bisa mencatat segala keperluan, atau bahkan menuliskan sekilas ide yang terlintas untuk bahan tulisan kita.
  2. Pocket camera, sangat penting untuk mengambil foto sebagai tambahan data kita dalam menulis reportase.
  3. Voice recorder, untuk merekam ketika narasumber memberikan materi, bisa juga menggunakan smartphone, tetapi terkadang tidak semua smartphone hasil rekamnya bagus, biasanya terkendala ketika mendadak ada telpon masuk sehingga menganggu kinerja alat rekam.
  4. Smartphone, multifungsi bisa kita gunakan untuk mengabadikan foto dan juga bisa digunakan sebagai alat rekam melalui aplikasi yang ada di smartphone.
  5. Powerbank, berguna banget ketika tiba-tiba smartphone kita mendadak lowbat ditengah acara.
  6. Dan siapkan juga kabel data sebagai antisipasi apabila diperlukan.

Disetiap acara biasanya pihak penyelenggara menyediakan press release untuk blogger, fungsi press release sendiri adalah sebagai bahan acuan kita dalam menuliskan berita, sebaiknya blogger tidak terpatok pada press release, karena fungsi press release untuk blogger hanya sebagai info nama dan gelar narasumber agar tidak salah tulis, sejarah brand dan intisari acara. Penting sekali dalam menuliskan sejarah brand, jangan dibiasakan menuliskan semuanya, tulislah intinya saja.


Tips menulis reportase ala Blogger, antara lain:
  • 5W+1H, merupakan intisari dari sebuah acara, What=Apa, yaitu kita harus tahu apa yang ingin kita tulis, benang merah dari acara yang kita hadiri. Who=Siapa, siapa saja yang terlibat diacara tersebut, narasumbernya dan semua yang terlibat diacara tersebut. When=Kapan, waktu, dan tempat acara yang kita datangi agar pembaca jelas saat membaca tulisan kita. Where=Dimana, memberikan info dimana lokasi kita menghadiri acara tersebut. Why=Kenapa, apa alasan kita berada diacara tersebut, dalam rangka apa. How=Bagaimana, tentang bagaimana acara tersebut diadakan. Sebaiknya kita menuliskan secara story telling yaitu dengan bercerita dengan apa yang kita lihat dan kita dengar agar pembaca juga larut dalam tulisan kita dan mengerti dengan apa yang kita uraikan dalam tulisan.
  • Sisipkan kalimat aktif (pernyataan dari narasumber atau pengisi acara, atau kutipan dari sumber lainnya).
  • Tidak salah dalam menuliskan gelar narasumber dan pengisi acara.
  • Sebaiknya sebelum menulis reportase acara, kita melakukan riset kecil-kecilan dulu sebagai bahan komparasi atau verifikasi data yang benar.
  • Live tweet, ini salah satu kelebihan blogger dari media lain, kita terbiasa melakukan live tweet atau woro-woro di akun social media dulu sebelum menuliskan reportasenya sehingga sudah menaikkan berita acara tersebut. Sebaiknya tetap lakukan live tweet walaupun tidak ada kompensasi berupa hadiah dari penyelenggara, karena live tweet juga bermanfaat sebagai arsip jika akan menulis reportase. Jangan lupa buat hashtag atau tanda pagar disetiap tweet acara agar memudahkan kita menemukan arsipnya.
  • Multitasking, blogger itu memang harus multitasking bisa mengambil foto, menuliskan poin-poin wawancara, video dan live tweet, semua dikerjakan sendiri.
  • Gunakan foto sendiri, sejelek apapun hasil foto kita, tentunya akan lebih puas jika kita menyisipkan hasil foto kita sendiri dalam reportase kita, biasakan ambil angle foto dengan sebaik mungkin.
  • Tuliskan reportase maksimal H+1 atau H+3, misalnya ketika kita menghadiri event bazaar, pameran atau aktifitas tertentu yang jangka waktunya ditentukan. Jangan sampai kita menuliskan reportase ketika acara sudah selesai. Usahakan menulis ketika acara masih berlangsung sehingga tulisan kita bermanfaat untuk orang lain, agar mereka tertarik untuk datang ke acara tersebut.

Teh Ani juga menegaskan tentang etika ketika kita menghadiri sebuah acara. Usahakan datang tepat waktu,kalau bisa hadir satu jam atau setengah jam sebelum acara. Menyimak jalannya acara, jangan asyik ngobrol sendiri. Mengajukan pertanyaan ketika diberikan waktu untuk bertanya, dan diakhir acara bisa memberikan kesimpulan acara tersebut.

Setelah waktu jeda untuk makan siang dan ishoma, mas Hazmi Fitriyasa menambahkan materi tentang bagaimana menulis blog sehingga bisa memenangkan lomba blog. Menurut mas Hazmi kita harus jeli dulu melihat siapa juri lomba tersebut, terutama memahami apa yang diinginkan sang juri, karena tiap juri memiliki selera tersendiri atau karakter tersendiri dalam menilai sebuah tulisan. Sebaiknya lagi-lagi menulislah secara story telling, karena banyak penyelenggara lomba blog menyukai gaya penulisan secara story telling.


“Story Telling adalah sebuah teknik menyampaikan sebuah cerita dengan cara mendongeng atau bercerita”.



JAKARTA NASI TUMPENG

Yang menarik diacara ini makan siangnya disponsori oleh Jakarta Nasi Tumpeng yang penampilan nasi tumpengnya menarik banget. Sang Owner Jakarta Nasi Tumpeng yaitu mas Wahyu Vidyanto atau biasa disapa mas Vidy ternyata juga Owner dari Royal Sandwich juga loch. Mas Vidy diawal menekuni bisnis nasi tumpeng ini ternyata punya tujuan mulia yaitu ingin mengangkat budaya Indonesia yang mulai luntur. Mas Vidy sebagai orang jawa ingin melestarikan budayanya, disitu juga mas Vidy melihat potensi yang tersembunyi, karena walaupun di Jakarta tapi sudah jadi kebiasaan bagi kebanyakan masyarakat kita dalam setiap mengadakan acara, baik itu acara ulang tahun atau acara kantor selalu ada tradisi menghadirkan nasi tumpeng selain kue lainnya.


Jakarta Nasi Tumpeng, porsi untuk 50 orang (foto:dokpri)

Mas Vidy merupakan figur anak muda yang kreatif, karena selain pandai berbisnis ternyata mas Vidy juga mengerti akan sebuah konsep bisnis yang ia lakukan yaitu dengan memaksimalkan penggunaan search engine, penggunaan SEO ini agar page promosi bisnisnya bisa mudah ditemukan. Mas Vidy juga menjamin rasa nasi tumpengnya sudah disesuaikan dengan lidah orang Jakarta. Dalam menjalankan bisnis nasi tumpengnya ini mas Vidy memberikan service yang baik untuk konsumennya yaitu dengan memberikan fasilitas Free Ongkir untuk wilayah Jakarta, padahal tempat produksinya sendiri di Bekasi loch.



Buat yang tertarik ingin menikmati Jakarta Nasi tumpeng bisa menghubungi Call Centernya di nomor 0812-9430-9199 dan juga bisa mengunjungi website Jakarta Nasi Tumpeng sebelum mulai ordernya.


19 comments:

  1. Ilmu bermanfaat dan nasi tumpengnya enak, nyam....

    ReplyDelete
  2. setuju mba sama gunakan foto sendiri sejelek apapun hehehe... Tapi kadang saya juga ambil di situs penyedia foto legal :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya fika, yg pnting ada penjelasannya klo ambil foto org lain

      Delete
  3. Wah udah lama ngga nulis reportase, latihan bikin lagi ah. Makasih ilmunya yaaa ... 👍👍👍

    ReplyDelete
  4. Wah udah lama ngga nulis reportase, latihan bikin lagi ah. Makasih ilmunya yaaa ... 👍👍👍

    ReplyDelete
  5. Syarat untuk menjadi blogger yang baik memang harus ada kesediaan untuk terus menerus memperbaiki diri ya mbak Ria. Dengan belajar menulis reportase ini besok-besok akan lebih baik dalam menuliskan sebuah event :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya vi, semoga kita ke depannya slalu lbh baik ya. susah jg kan ngilangin mood jlknya nih yg kdg mls nulis hehe

      Delete
  6. Boleh juga nasi tumpeng untuk ulang tahun.

    ReplyDelete
  7. Kayaknya jadi Blogger lebih ribet dr media ketika meliput ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. gak juga ko mba,, yg pnting kita jalaninnya dengan hati happy :)

      Delete
  8. Duh, saya juga merasa punya beban moral ketika menyebut diri ini sebagai blogger. Penting banget upgrade ilmu biar mumpuni.

    sampai ketemu lagi yah cintaahhh..

    ReplyDelete
    Replies
    1. hai2 li,,iya trkdg msh blm PD jg nih,,berusaha slalu lbh baik ya cyyiin

      Delete
  9. Terima kasih Mba Ria udah hadir di acara ini :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih jg teh Ani buat ilmunya, jgn bosan ajak2 lg ya :))

      Delete
  10. wah keren tamba semangat ketika melihat ini

    ReplyDelete

Mohon jangan berkomentar SPAM, terimakasih.