Fasilitas dan teknologi dibuat untuk
memudahkan kinerja manusia, ditengah zaman yang semakin maju perbankan
menciptakan fasilitas kartu kredit untuk memanjakan para nasabahnya dengan
tujuan untuk memudahkan transaksi dimanapun kita berada. Dengan menggunakan
kartu kredit kita tidak perlu membawa uang dalam jumlah banyak yang tentu saja
selain merepotkan cara tersebut sangat tidak aman. Dengan perkembangannya
fasilitas kartu kredit semakin melenakan para nasabahnya dengan bekerjasama
dengan berbagai merchant, maka semakin banyak promo yang bisa didapatkan para
nasabah.
Saya banyak menemukan kasus
orang-orang terdekat yang mulai terjerat oleh pemakaian kartu kredit ini karena
pola pakainya yang berlebihan. Mungkin bagi sebagian orang menggunakan kartu
kredit seolah-olah mendapat durian runtuh kali ya, tinggal gesek bisa dapat
barang yang kita inginkan tanpa memikirkan akibatnya nanti.
Jeratan utang kartu kredit tidak
hanya melilit orang golongan menengah, bahkan orang kelas atas pun yang awalnya
tidak akan menyangka akan terjerat rupanya nasib berkata lain. ya namanya
musibah tidak ada yang akan tau ya, dengan posisi tinggi di sebuah perusahaan
besar dan memiliki kurang lebih sepuluh kartu kredit dari berbagai bank, ketika
musibah datang yang menyebabkan ia tidak bisa bekerja lagi, mulailah jeratan
kartu kredit menjerat pemakainya.
Promo dari kartu kredit memang sangat
menggiurkan, diskon dari toko-toko ternama, restoran, kafe bahkan pembelian
tiket pesawat. Bagi yang tidak bisa mengerem nafsu belanja bisa berakibat fatal
bila pemakaian kartu kreditnya diluar batas.
Apapun itu memiliki kartu kredit
memang bisa memberikan kemudahan dalam transaksi tapi hanya bersifat semu,
kenapa semu, ya karena kita tetap harus membayar pengeluaran dari sejumlah
transaksi yang kita lakukan tersebut, apabila kita lalai atau telat membayarnya
kita akan dikenakan bunga dari kartu kredit tersebut.
Banyak orang yang salah kaprah
mengenai penggunaan kartu kredit dengan menganggap kartu kredit sebagai kartu
utang yang bisa kita pakai seenaknya, memang sih tidak semuanya salah, tetapi
anggapan itu akan memicu kita untuk terus memakainya dan berutang.
Wajib ditekankan dibenak kita bahwa
kartu kredit itu hanya sebagai alat pembayaran sementara, dan kita wajib
membayarnya tepat waktu sebelum jatuh tempo, sehingga kita tidak terkena bunga,
sehingga kita tidak terlilit hutang berkepanjangan. Karena sekali kita
menunggak pembayaran maka bunganya semakin lama semakin banyak sehingga tidak
ada akhirnya. Sehingga kita tidak mudah tergoda untuk menggunakannya diluar
batas kemampuan kita.
Bila sudah terlanjur kita menggunakan
kartu kredit sebagai kartu utang dan kita tidak mampu melunasinya, membayar
secara minimal payment memang menggoda, tapi dengan syarat kartu di stop
penggunaannya agar bunganya tidak semakin mencekik leher.
Lebih baik memiliki satu kartu kredit
dengan limit tinggi daripada kita memiliki beberapa kartu, karena setiap tahun
kita akan dikenakan iuran tahunan. Misalkan kita punya beberapa kartu kredit
maka bisa dihitung sendiri berapa jumlah iuran tahunan yang harus kita keluarkan.
Dulu saya sempat juga menganggap
kartu kredit itu sebagai kartu ajaib yang memudahkan segala transaksi, apalagi
teman-teman juga turut berpartisipasi mempengaruhi saya untuk menggunakannya. Tapi
sekarang saya sudah tidak tertarik menggunakannya alias sudah tutup buku. Apalagi
melihat kasus yang menjerat teman saya.
Sekarang saya lebih suka menggunakan
kartu debit saja. Untuk saya pribadi bisa lebih terkontrol penggunaanya. Ada dana
belanja kalau gak ada yang sudah ditunda dulu belanjanya hehe..
Yuk ah mulai bijak menggunakan
fasilitas kartu kredit dan mengelola keuangan kita.
Arif dan bijak ya
ReplyDeleteBetul bgt mas hatta :)
DeletePernah keblusuk CC. Skrng saya tinggalin mbak, lbh takut ke bahaya ribanya sih hehe #tobat.com :)
ReplyDeleteIya mba klo ga bs kontrol pemakaian mnding ditinggalin aja :)
DeleteKita emg harus bijak menggunakan kartu kredit, kalau saya ya cuma dipakai buat masuk lounge di Bandara :-D
ReplyDeleteIya mas kita hrs bs memilah2 pemakaiannya ya :)
Deletemenurutku lebih enak bawa uang langsung, biar bisa ngirit hehe
ReplyDeleteTe o pe bgt deh :)
DeleteSatu-satunya hal yang aku bayar pakai cc adalah hosting blogku. Wkwkwk... bloher ndeso kayak aku ini, suka lupa kalau punya cc. Lagi nge mall dan cash menipis, juga gak kepikiran make cc. Ha..ha...aman!
ReplyDeleteaman bgt mba wid..oalaah malah bagus toh mba say cm dipakai sesuai kebutuhan aja..bgs tuh mba klo di mal bs ga inget pnya cc jd bs ngerem hasrat blenji2 hihi
Deletesaya gak punya dan gak mau punya cc mba. suami punya bbrp tapi sudah beberapa bulan ini sy minta perlahan dihentikan.
ReplyDeletecc tak pernah lagi dibawa di dompet, di tinggal di rumah. jd memang lg proses belajar terbebas dr cc nih.
sbnrnya suami bukan yg smp terjerat sih sm cc, cm kadang karena godaan2 promo itu lah dia dg mudah gesak gesek.
samaa mba ophi aq jg udh aq kandangin kartunya lg bljr ngerem hasrat gesek kartu,, aq jg bljr dr kasus tmn aja..sbnrnya klo kita pinter memanagenya sh gpp mba malah membantu menggunakan cc itu itu hal2 darurat ya, tp aq milih melipir dl dan perlahan meninggalkannya mba :)
Deleteawalnya enak, lama2 jadi terjerat nih
ReplyDeleteIya msti bijak menggunakannya bang :)
Delete