REVIEW FILM: BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA

Setelah sukses dengan film 99 Cahaya di Langit Eropa, kini Maxima Pictures kembali menghadirkan film Bulan Terbelah di Langit Amerika, sebuah film yang diadaptasi dari novel fenomenal karya Hanum Rais. Film ini mengangkat tema cerita tentang tragedi tertabraknya gedung WTC (World Trade Centre) yang terjadi pada 11 September 2001. Film ini juga dibintangi oleh pemeran yang sebagian sama di film 99 Cahaya di Langit Eropa. Sutradara Rizal Mantovani menggarap film ini tentang tragedi 9/11 dari sudut pandang yang berbeda.

Tokoh utama film ini yaitu Hanum (Acha Septriasa) yang berprofesi sebagai Jurnalis ditantang untuk membuat artikel oleh pimpinan redaksinya dengan tema “Apakah dunia akan lebih baik tanpa islam.” Untuk mendukung pekerjaannya tersebut maka Hanum pun ditugaskan ke kota New York untuk mendapatkan nara sumber yang akurat dari pihak muslim dan non muslim, para nara sumber ini adalah para keluarga korban tragedi WTC 9/11. Disinilah cerita dimulai dengan berbagai intrik menarik ketika Hanum mengejar info berita dari para nara sumbernya.

Rangga Almahendra (Abimana Aryasatya) suami Hanum ikut serta ke Amerika, selain untuk menemani sang istri, bertugas  juga untuk menyelesaikan tugas dari Professor Reinhard untuk mengikuti konferensi international di bidang bisnis yang akan di hadiri seorang milyuner pemilik Morgan Stanway Bank bernama Philippus Brown (Hans De Kraker). 

 

Konferensi Pers Film 'Bulan Terbelah di Langit Amerika'

Sutradara Rizal Mantovani mengemas adegan tragedi dari sisi dalam gedung ketika terjadi pengeboman WTC oleh teroris, dan sisi konflik dari suasana demo di kawasan Ground Zero yang akan dibangun mesjid. Michael Jones sebagai tokoh yang berperan besar sebagai penggerak demo merupakan nara sumber Hanum dari sisi non muslim. Nara sumber muslim yaitu Azima Hussein alias Julia Collins (Rianti Cartwright) seorang muallaf yang mengalami kehilangan kebanggaannya terhadap islam dengan melepas hijabnya dan menggantinya dengan wig setelah terjadinya peristiwa pengeboman WTC, karena suaminya dituduh sebagai salah satu teroris dalam tragedi itu, sehingga Azima dan putrinya Sarah harus menanggung beban sosial yang berat.

Film ini agak sedikit menghibur dengan kehadiran tokoh Stefan (Nino Fernandez) seorang yang ateis yang tampil lumayan kocak dan bisa membuat penonton tersenyum, juga kehadiran Jasmine (Hannah Al Rashid) sebagai pacar Stefan yang sangat menghargai sebuah komitmen. Film ini banyak juga dibintangi oleh artis internasional, salah satunya menarik perhatian saya yaitu Hans De Kraker.

Di film ini menjelaskan bagaimana islam yang berarti kedamaian, islam sebagai rahmatan lil'alamin. Islam bukan teroris. Film ini juga bisa menjawab tentang pertanyaan “Apakah dunia akan lebih baik tanpa Islam? Yang tentu saja bisa dikatakan jawabannya tidak.

Bagaimana perjuangan Hanum dalam mencari sumber berita untuk membuat artikel tendensiusnya, serta apa yang akan terkuak yang akan dikatakan oleh Philippus Brown tentang kejadian yang sebenarnya sebagai saksi kunci. Penasaran dengan cerita selanjutnya tentang  fakta-fakta tersembunyi mengenai peristiwa tragedi WTC, saksikan perdana penayangan filmnya yang akan diputar di bioskop mulai tanggal 17 Desember 2015. 

Semoga film ini bisa menutup akhir tahun 2015 dengan manis.

Genre: Drama

Rumah Produksi: Maxima Pictures

Produser: Yoen K, Ody Mulya

Sutradara: Rizal Mantovani

Penulis Naskah: Hanum Salsabiela Rais, Rangga Almahendra

Para Pemain:

Acha Septriasa

Abimana Aryasatya

Nino Fernandez

Rianti Cartwright

Hannah Al Rashid

Hans De Kraker