Sosok
ibu tidak akan pernah bisa tergantikan, begitu agungnya sosok seorang ibu
sehingga ada ungkapan bahwa “surga berada dibawah telapak kaki ibu”. Rasulullah
SAW saat didatangi seorang sahabat dengan jelas menyatakan bahwa ibu harus
dimuliakan. "Ya Rasulullah, siapakah yang paling berhak memperoleh
pelayanan dan persahabatanku?'' tanya sahabat. Rasulullah menjawab, ''Ibumu,
ibumu, ibumu, kemudian ayahmu. Kemudian, yang lebih dekat kepadamu dan yang
lebih dekat kepadamu." (HR Bukhari Muslim).
Ah
ibu, saya menjadi bertambah rasa kangennya, sayangnya kita sudah hidup di alam
yang berbeda. Sosok almarhum ibu saya adalah ibu yang sangat sabar, sepanjang
hidup saya tidak pernah sekalipun saya mendapat omelan dari beliau, apalagi mendapat
tanda biru dipaha sebagai tanda kenakalan saya. Ibu saya adalah sosok wanita
jawa yang sangat halus. Beliau pekerja keras, bahkan memasuki masa tuanya
ketika kami para putrinya melarang beliau bekerja, justru membuatnya agak
melemah dan sering sakit, mungkin karena
terbiasa sibuk banyak aktifitas lalu aktifitas berkurang.
Bahas
mengenai sosok ibu, pasti ada masakan favorit yang ibunda hidangkan untuk
keluarga dan anak-anaknya. Saya selalu menyukai apapun yang ibu masakin buat saya,
walaupun dengan bumbu sederhana tapi masakannya selalu khas tidak ada yang
mengalahkan. Karena seorang ibu memasaknya dengan ketulusan dan penuh cinta.
Jadi
teringat kenangan yang tidak pernah terlupakan tentang masakan ibu. Dua hari
setelah kepergian ibu untuk selama-lamanya, saya baru ngeh membuka lemari
makan, dan apa yang saya dapati disana. Ibu menyimpan masakan terakhirnya untuk
saya dan belum tersentuh sedikitpun. Ibu memasak balado ikan Bandeng kesukaan
saya, dan menu tahu bumbu tauco, rasa ingin menjerit tapi kerongkongan terasa
tercekat, Cuma bulir hangat yang menetes jatuh ke pipi. Malam itu sebelum
kepergian ibu, saya pulang larut malam karena ada acara kantor. Pulang sudah
capek sehingga tidak sempat mengecek makan malam buatan ibu.
Almarhum
bapak saya juga punya hobi memasak. Kalau masak sukanya banyak nanti saya deh
yang jadi korbannya disuruh ngabisin masakan bapak dengan rayuannya hehe. Bapak
paling hobby masak ikan Pe, atau biasa ikan asap saya menyebutnya. Bapak hobby
bikin olahan masakan ikan yang dibakar. Kalau bapak masak ikan Pe setelah di
bakar nanti ibu saya yang bagian mengolahnya dengan tambahan santan gitu. Kalau
bakar ikan bandeng bapak lebih suka dipecak dengan bumbu aroma kencur bakarnya.
Bapak yang berasal dari daerah Pekalongan yang dekat dengan laut memang sangat menyukai menu makanan yang berasal dari hasil laut, seperti ikan dan cumi-cumi. Bumbu khas daerah pekalongan juga identik dengan tauto atau tauco, kami sekeluarga menggemarinya. Sambel tauco buatan ibu saya juga endezz banget. Hmm jadi kangen masakan bapak dan ibu :-)
Satu
lagi menu masakan favorit bapak yaitu cumi basah masak bersama tintanya. Kalau
udah makan ini gigiku bisa hitam-hitam. Tapi nikmat banget, justru tinta hitam
cumi yang membuat masakan terasa gurih dan lezat. Saya kangen sosok bapak yang
mandiri, sepeninggal almarhum ibu, saya hanya tinggal bersama bapak. Walaupun bapak
berperawakan tinggi besar tapi bapak gak pernah gengsi sebagai laki-laki untuk
mencuci bajunya sendiri, bahkan sewaktu ibu masih ada bapak juga suka nyuci
baju sendiri. Hanya setrika baju yang bapak enggan melakukannya, biasa itu dulu
tugas saya.
Oiya
satu lagi masakan almarhum ibu saya yang tidak ada duanya yaitu jengkol
baladonya yang makyus. Kalau udah makan dengan menu ini dijamin nambah deh. Selain
legit jengkolnya tidak membuat bau area kamar mandi, entah dengan resep apa ibu
membuatnya hingga aroma khasnya si jengki menghilang. Sepeninggal almarhum ibu
ditahun 2002 hingga kini saya tidak pernah mengkomsumsi menu jengkol balado
lagi, takut dengan aromanya hehe..
Sampai
sekarang saya belum pernah menikmati masakan-masakan itu, karena memang sangat
jarang dan hampir tidak pernah menemui ditempat makan yang biasa saya singgahi.
Hanya menu ikan Pe dan Bandeng balado yang masih sering saya jumpai diwarung
masakan sunda langganan saya dikantor dan dekat tempat tinggal saya.
Itulah
sekelumit kenangan manis saya tentang kedua almarhum orang tua saya yang kini
sudah damai disisi Allah SWT. Hanya sebait doa yang bisa saya kirimkan dikala
kerinduan hadir menyeruak ke sanubari.
***
adooooh...tu sambel jengkol..pake dipamerin segala...
ReplyDeletelaperrrr..taaaauuuuuuk... :)
hehee..slm knl dari balado jengkol mba nova :)
DeleteGambarnya buat perut pura-pura kosong,...
ReplyDeletejd laper ya mas hehee..
Deletewadaaawww....sumprit jadi lapeeeeeeerrrr....^_^mangut ikan pe,pecak ikan,jengkol...aaakkk...sukaaaaaaaa :D
ReplyDeleteSemoga Almarhumah ibunda ria dilapangkan kuburnya dan ditempatkan disisi Allah SWT #peluk
Aamiin. ..trimakasih mba fiee #peyuukk
DeleteAku paling suka ikan asin cabe ijo buatan mama mertuaku.
ReplyDeleteManteb, mba
Wah ikan asin cabe ijo aq jg sukaa mba angga, warung mkn dkt kosan sk bikin jg tuh mba :)
DeleteApa tauto sama dengan tauco dik?
ReplyDeleteSetau sy sm mba. . Slm knl mba een :)
DeleteJadi kangen mama sesudah baca ini, Mbak.
ReplyDeletesosok ibu slalu bikin kgn anaknya ya mba.. :)
Delete